KOMPAS.com - Historiografi Indonesia adalah penulisan sejarah yang sudah dilakukan sejak masa Hindu-Buddha.
Sepanjang sejarah, historiografi Indonesia akan terus mengalami perubahan di setiap periode atau zaman, karena akan muncul berbagai tulisan sejarah baru mengenai Indonesia.
Dengan demikian, historiografi Indonesia akan terus mengalami perkembangan pada setiap masanya.
Lalu, bagaimana perkembangan historiografi Indonesia dan ciri-cirinya?
Baca juga: Historiografi pada Masa Islam di Nusantara
Secara semantik, historiografi adalah gabungan dari dua kata, yaitu history atau historio yang berarti sejarah, dan grafi yang artinya deskripsi atau penulisan.
Jika digabungkan, historiografi adalah deskripsi atau penulisan sejarah.
Seiring berjalannya waktu, historiografi Indonesia mulai mengalami perkembangan.
Perkembangan historiografi Indonesia terbagi ke dalam empat bagian, yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi nasional, dan historiografi modern.
Baca juga: Historiografi: Pengertian dan Jenisnya
Penulisan sejarah tradisional atau historiografi tradisional sudah dimulai sejak zaman Hindu-Buddha sampai Islam berkembang di Indonesia.
Pada masa ini, historiografi Indonesia diciptakan oleh para pujangga dan penyair dari kalangan kerajaan.
Tujuannya adalah untuk melegitimasi kekuasaan raja yang bertakhta.
Adapun tulisan yang dimuat dalam historiografi tradisional adalah mengenai masalah-masalah pemerintahan dari raja-raja yang berkuasa saat itu.
Contoh historiografi tradisional adalah sejarah Melayu, hikayat raja-raja Pasai, hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, dan masih banyak lagi.
Ciri-ciri historiografi tradisional sebagai berikut:
Baca juga: Tahap Penelitian Sejarah Menurut Kuntowijoyo
Selanjutnya adalah historiografi kolonial, yaitu penulisan sejarah yang dilakukan pada masa penjajahan kolonial dan imperialisme di Indonesia.
Tokoh yang menulis historiografi kolonial adalah orang-orang dari Belanda, Inggris, atau Portugis ketika tinggal sementara di Nusantara.
Tujuan historiografi kolonial adalah mempertahankan kekuasaan kolonialisme di negeri jajahan serta meredam adanya perlawanan dari kaum pribumi.
Ciri-ciri historiografi kolonial adalah penulisannya berdasar pada sudut pandang orang Belanda sehingga bersifat subjektif dari sudut pandang penjajah.
Kendati begitu, tulisan yang dihasilkan biasanya masih bersifat obyektif atau sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Contoh historiografi kolonial adalah sebagai berikut:
Baca juga: Historiografi Tradisional: Ciri-Ciri dan Contohnya
Historiografi nasional adalah penulisan sejarah Indonesia yang tujuannya untuk membangun karakter bangsa sesuai visi negara Indonesia.
Historiografi nasional mulai ditulis oleh para sejarawan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.
Disebutkan bahwa historiografi nasional secara resmi dirumuskan pada Seminar Sejarah Nasional yang dilangsungkan di Universitas Gajah Mada pada 14-18 Desember 1957.
Ciri-ciri historiografi nasional adalah sebagai berikut:
Contoh historiografi nasional adalah:
Baca juga: Maksud Interpretasi dalam Metode Penulisan Sejarah
Historiografi modern adalah penulisan sejarah yang menggunakan metodologi analisis kritis dan berpedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu.
Fokus utama dari historiografi modern adalah pemaparan data dan fakta dari sebuah peristiwa sejarah.
Adapun fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dari metode penelitian sejarah, ilmu bantu sejarah, dan rekonstruksi sejarah lisan.
Ciri-ciri historiografi modern adalah:
Referensi: