Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Historiografi Indonesia dan Ciri-cirinya

Kompas.com - 26/10/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Historiografi Indonesia adalah penulisan sejarah yang sudah dilakukan sejak masa Hindu-Buddha.

Sepanjang sejarah, historiografi Indonesia akan terus mengalami perubahan di setiap periode atau zaman, karena akan muncul berbagai tulisan sejarah baru mengenai Indonesia.

Dengan demikian, historiografi Indonesia akan terus mengalami perkembangan pada setiap masanya.

Lalu, bagaimana perkembangan historiografi Indonesia dan ciri-cirinya?

Baca juga: Historiografi pada Masa Islam di Nusantara

Pengertian historiografi

Secara semantik, historiografi adalah gabungan dari dua kata, yaitu history atau historio yang berarti sejarah, dan grafi yang artinya deskripsi atau penulisan.

Jika digabungkan, historiografi adalah deskripsi atau penulisan sejarah.

Seiring berjalannya waktu, historiografi Indonesia mulai mengalami perkembangan.

Perkembangan historiografi Indonesia terbagi ke dalam empat bagian, yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi nasional, dan historiografi modern.

Baca juga: Historiografi: Pengertian dan Jenisnya

Perkembangan

Historiografi tradisional

Penulisan sejarah tradisional atau historiografi tradisional sudah dimulai sejak zaman Hindu-Buddha sampai Islam berkembang di Indonesia.

Pada masa ini, historiografi Indonesia diciptakan oleh para pujangga dan penyair dari kalangan kerajaan.

Tujuannya adalah untuk melegitimasi kekuasaan raja yang bertakhta.

Adapun tulisan yang dimuat dalam historiografi tradisional adalah mengenai masalah-masalah pemerintahan dari raja-raja yang berkuasa saat itu.

Contoh historiografi tradisional adalah sejarah Melayu, hikayat raja-raja Pasai, hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, dan masih banyak lagi.

Ciri-ciri historiografi tradisional sebagai berikut:

  • Religio sentris, yaitu segala penulisan dipusatkan kepada raja atau keluarga raja.
  • Bersifat feodalistis-aristokratis, yaitu yang diulas hanya mengenai kehidupan bangsawan.
  • Religio magis, dihubungkan dengan kepercayaan hal-gal gaib.
  • Tidak membedakan hal-hal yang nyata dengan khayalan.
  • Tujuan penulisan untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja dan nama raja.
  • Bersifat regio-sentris atau kedaerahan.
  • Raja atau pemimpin dianggap memiliki kekuatan gaib.

Baca juga: Tahap Penelitian Sejarah Menurut Kuntowijoyo

Historiografi kolonial

Selanjutnya adalah historiografi kolonial, yaitu penulisan sejarah yang dilakukan pada masa penjajahan kolonial dan imperialisme di Indonesia.

Tokoh yang menulis historiografi kolonial adalah orang-orang dari Belanda, Inggris, atau Portugis ketika tinggal sementara di Nusantara.

Tujuan historiografi kolonial adalah mempertahankan kekuasaan kolonialisme di negeri jajahan serta meredam adanya perlawanan dari kaum pribumi.

Ciri-ciri historiografi kolonial adalah penulisannya berdasar pada sudut pandang orang Belanda sehingga bersifat subjektif dari sudut pandang penjajah.

Kendati begitu, tulisan yang dihasilkan biasanya masih bersifat obyektif atau sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Contoh historiografi kolonial adalah sebagai berikut:

  • Indonesian Trade and Society (YC van Leur)
  • Indonesian Sociological Studies (Schrieke)
  • Indonesian Society in Transition (Wertheim)

Baca juga: Historiografi Tradisional: Ciri-Ciri dan Contohnya

Historiografi nasional

Historiografi nasional adalah penulisan sejarah Indonesia yang tujuannya untuk membangun karakter bangsa sesuai visi negara Indonesia.

Historiografi nasional mulai ditulis oleh para sejarawan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan.

Disebutkan bahwa historiografi nasional secara resmi dirumuskan pada Seminar Sejarah Nasional yang dilangsungkan di Universitas Gajah Mada pada 14-18 Desember 1957.

Ciri-ciri historiografi nasional adalah sebagai berikut:

  • Sudut pandang Indonesia-sentris, atau dari orang-orang Indonesia.
  • Sesuai dengan pandangan hidup orang Indonesia.
  • Nilai-nilai karakter dan pembangunan kepribadian kebangsaan menjadi fokus utama.
  • Disusun oleh para sejarawan Indonesia yang paham tentang kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia.
  • Mengandung narasi dekolonisasi.

Contoh historiografi nasional adalah:

  • Sejarah Perlawanan-perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme (editor Sartono Kartodirdjo).
  • Sejarah Nasional Indonesia, Jilid I sampai dengan VI (editor Sartono Kartodirdjo).
  • Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara (R. Moh. Ali).
  • Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid I sampai dengan XI (AH Nasution).

Baca juga: Maksud Interpretasi dalam Metode Penulisan Sejarah

Historiografi modern

Historiografi modern adalah penulisan sejarah yang menggunakan metodologi analisis kritis dan berpedoman pada prinsip sejarah sebagai ilmu.

Fokus utama dari historiografi modern adalah pemaparan data dan fakta dari sebuah peristiwa sejarah.

Adapun fakta-fakta tersebut dapat diperoleh dari metode penelitian sejarah, ilmu bantu sejarah, dan rekonstruksi sejarah lisan.

Ciri-ciri historiografi modern adalah:

  • Bersifat objektif.
  • Menggunakan metodologi sejarah.
  • Melakukan pendekatan multidimensional.
  • Interpretasi fakta sejarah menggunakan sudut pandang multiperspektif.

 

Referensi:

  • Emalia, Imas. (2006). Historiografi Indonesia, Cetakan 1. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com