Prabu Brawijaya tidak mengakui Arya Damar sebagai anaknya.
Justru Arya Damar diperintah untuk membunuh kakeknya karena Sang Prabu merasa ditipu telah disodorkan Putri Alun yang ternyata merupakan seorang raksasa.
Baca juga: Candi Gunung Kawi, Persemayaman Raja-raja Bali
Alkisah diceritakan bahwa Arya Damar sempat menikahi seorang selir berdarah Tiongkok.
Sang putri Tiongkok kemudian dibawa ke Palembang oleh Arya Damar dan melahirkan seorang putra bernama Raden Patah.
Namun, konon disebutkan bahwa Raden Patah bukan anak dari hasil pernikahan sang putri Tiongkok dengan Arya Damar, melainkan putra dari Brawijaya V.
Dengan demikian, Arya Damar pun disebut-sebut sebagai ayah tiri dari Raden Patah yang kelak menjadi raja pertama Demak.
Baca juga: Legenda Asal-usul Selat Bali
Nama Arya Damar tercatat dalam Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan.
Di dalam catatan itu disebutkan, bahwa Arya Damar merupakan seorang Bupati Palembang.
Konon, selama menjabat sebagai Bupati Palembang, Arya Damar pernah ikut membantu Kerajaan Majapahit menaklukkan Bali pada 1343.
Dikisahkan, Arya Damar memimpin sebanyak 15.000 prajuritnya untuk menyerang Bali dari arah utara.
Sementara itu, Gadjah Mada sebagai pemimpin Kerajaan Majapahit menyerang dari arah selatan dengan jumlah prajurit yang kurang lebih sama.
Pasukan Arya Damar diketahui berhasil menaklukkan Desa Ularan yang berada di pantai utara Bali.
Setelah dua hari digempur, pemimpin Ularan yang bernama Ki Pasung Grigis akhirnya menyerah.
Arya Damar yang kehilangan banyak prajurit pun melampiaskan kemarahannya dengan cara membunuh Ki Pasung Grigis.
Setelah itu, Arya Damar kembali ke Majapahit untuk melaporkan kemenangannya atas Ularan.