Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Seni Patung Tidak Berkembang pada Zaman Kerajaan Islam?

Kompas.com - 02/06/2023, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Di Indonesia, perkembangan seni patung dapat dibagi ke dalam empat periode, yakni seni patung pada masa prasejarah, masa klasik (Hindu-Buddha), zaman kerajaan Islam, dan seni patung baru.

Pada masa kerajaan Islam di Indonesia, seni patung kurang berkembang atau dapat dikatakan mengalami kemunduran daripada periode-periode sebelumnya.

Lantas, mengapa seni patung pada masa Islam tidak berkembang jika dibandingkan dengan masa Hindu-Buddha?

Baca juga: Hubal, Berhala Paling Dimuliakan Masyarakat Mekkah Zaman Jahiliyah

Adanya larangan membuat patung

Seni patung kurang dapat berkembang pada masa masuknya pengaruh Islam. Hal ini disebabkan Nabi melalui salah satu hadisnya melarang untuk menggambar atau membuat obyek menyerupai binatang/manusia.

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan menjual arak, bangkai, babi, dan berhala (patung)." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadis lain yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim mengenai larangan lukisan atau gambar yang bernyawa berbunyi, "Sesungguhnya, di antara penghuni neraka yang paling berat siksaannya di hari kiamat adalah para pelukis (gambar yang bernyawa)."

Itulah mengapa pada masa kerajaan Islam kesenian patung mengalami kemunduran.

Apabila menelusuri sejarahnya, larangan pembuatan patung berkaitan dengan tradisi masyarakat Arab jahiliyah.

Pada awalnya, masyarakat Arab merupakan penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim, kemudian dilanjutkan oleh putranya, Nabi Ismail.

Namun, sepeninggal Nabi Ismail, masyarakat Arab mulai menyimpang dari agama tauhid dan beribadah dengan menyembah patung atau berhala.

Baca juga: Kondisi Masyarakat Arab Jahiliyah

Penyembahan terhadap berhala masih berlangsung hingga masa Nabi Muhammad.

Pada masa dakwah Islam oleh Nabi Muhammad, ratusan patung yang berada di sekitar Kabah dihancurkan.

Saat itu, Nabi Muhammad mengkhawatirkan patung akan dengan mudah menghidupkan tradisi penyembahan terhadap berhala dan membuat manusia menyekutukan Allah.

Itulah alasan di balik dikeluarkannya hadis tentang larangan menggambar atau membuat obyek menyerupai binatang/manusia.

Kendati demikian, Nabi Muhammad tidak melarang Aisyah untuk bermain dengan patung kuda dan boneka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com