Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapakah yang Pertama Kali Menggagas Konsep Revolusi Mental?

Kompas.com - 31/05/2023, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.

Contoh revolusi mental dalam kehidupan sehari-hari yakni menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong.

Siapakah yang pertama kali menggagas konsep revolusi mental Indonesia?

Baca juga: Tujuan Gerakan Reformasi 1998

Sejarah gerakan revolusi mental

Melansir situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), konsep sejarah revolusi mental dikemukakan pertama kali oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956.

Saat itu, Presiden Soekarno melihat revolusi nasional sedang mandek. Padahal, tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.

Pada masa kemerdekaan, revolusi berarti perjuangan fisik melawan penjajah.

Sedangkan untuk membangun suatu negara, dibutuhkan lebih dari sekadar pembangunan fisik, tetapi membangun jiwa bangsa.

Membangun jiwa bangsa sangat penting bagi bangsa Indonesia yang telah mengalami penjajahan selama lebih dari tiga abad.

Untuk itu, perlu gerakan revolusi mental dengan cara membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern.

Baca juga: Mengapa Revolusi Industri Bermula di Inggris?

Tujuan revolusi mental di Indonesia adalah membangun jiwa bangsa agar menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa lain di dunia.

Presiden Joko Widodo, merupakan tokoh yang kembali menggaungkan gerakan revolusi mental di Indonesia.

Menurutnya, revolusi mental adalah revolusi jiwa bangsa dari jiwa budak yang belum merdeka dan tidak ingin maju, ke jiwa merdeka yang penuh dengan keunggulan atau positivisme.

Nilai utama revolusi mental meliputi etos kemajuan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan aturan, berpandangan optimis, produktif-inovatif, adaptif, kerja sama dan gotong royong, dan berorientasi pada kebajikan publik dan kemaslahatan umum.

Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang tengah menghadapi tiga masalah utama, yaitu merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional.

Lewat gerakan revolusi mental, Presiden Jokowi bertekad membawa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat secara politik, berdiri di kaki sendiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com