Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan NU dan Muhammadiyah

Kompas.com - 02/07/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Setelah melakukan salat istikharah, KH Ahmad Dahlan memutuskan menamai organisasinya dengan Muhammadiyah.

Baca juga: Ahmad Dahlan: Kehidupan, Perjuangan, dan Perannya di Muhammadiyah

Tujuan

Nahdlatul Ulama

Sejak NU berdiri pada 1926, organisasi ini langsung berkembang di sejumlah kota di Indonesia.

Perkembangannya juga didukung oleh tujuan mulia dari NU, yaitu menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham ahlussunnah wal jamaah. 

Selain itu, NU juga bertujuan mewujudkan tatanan masyarakat yang adil demi kemaslahatan serta kesejahteraan umat Muslim, sekaligus demi terciptanya rahmat untuk semesta alam.

Sejak didirikan hingga saat ini, NU telah mengalami perkembangan pesat dengan kepengurusan tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.

Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan tujuan untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan, serta sebagai wadah madrasah Ibdtidaiyah Diniyah Islamiyah.

Baca juga: Sejarah Perumusan 12 Langkah Muhammadiyah

Di samping itu, tujuan lain berdirinya Muhammadiyah adalah sebagai berikut.

  • Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh serta kebiasaan yang bertentangan dengan agama Islam
  • Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam yang lebih modern
  • Mereformulasi ajaran dan pendidikan Islam
  • Menjaga ajaran Islam dari pengaruh serta serangan luar

Budaya salat

Berikut sejumlah perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam salat.

Nahdlatul Ulama

  • Membaca qunut saat salat Subuh
  • Membaca selawat setelah azan
  • Melaksanakan salat tarawih sebanyak 20 rakaat
  • Niat salat dengan membaca ushalli 
  • Menggunakan mazhab empat dalam fikih (Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi)
  • Salat eid di masjid

Baca juga: Tokoh Muhammadiyah yang Bergelar Pahlawan Nasional

Muhammadiyah

  • Tidak membaca qunut saat salat Subuh
  • Melaksanakan tarawih sebanyak 8 rakaat
  • Tidak melakukan tahlilan, dibaiyah, dan selamatan (kenduren)
  • Dzikir setelah salat dengan suara pelan
  • Salat eid di lapangan

Penentuan hilal

Perbedaan keputusan dalam penentuan hilal pada bulan Ramadan atau Idul Adha bukan hal baru di Indonesia.

Hal ini karena metode yang digunakan oleh Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah berbeda.

Berikut perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam menentukan hilal.

Nahdlatul Ulama

Penentuan hilal menurut NU didasarkan pada penglihatan dan pengamatan bulan secara langsung atau dikenal sebagai metode rukyatul hilal.

Yang disebut hilal adalah bulan sabit muda sangat tipis pada fase awal bulan baru, di mana pengamatannya dilakukan pada hari ke-29 atau malam ke-30 bulan yang sedang berjalan.

Bila malam tersebut hilal sudah terlihat, maka malam itu sudah dimulai bulan baru. Pedoman penentuan hilal ini didasarkan oleh NU dari firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 189.

Baca juga: Kuntowijoyo, Sejarawan dan Tokoh Muhammadiyah

Muhammadiyah

Metode penentuan hilal yang digunakan Muhammadiyah adalah perhitungan astronomis yang bernama hisab hakiki wujudul hilal.

Metode ini meyakini adanya hilal meski tidak terlihat dengan mata telanjang selama memenuhi kriteria tertentu, di antaranya:

  • Telah terjadi ijtimak (konjungsi)
  • Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam
  • Saat terbenamnya matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk

Apabila terdapat satu kriteria yang tidak terpenuhi, maka belum masuk bulan baru. Itulah mengapa, NU dan Muhammadiyah sering berbeda pendapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com