Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Perpecahan Islam Sunni dan Syiah

Kompas.com - 10/11/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Konflik atau bahkan peperangan yang dipicu oleh sengketa umat Islam Sunni dan Syiah masih terus berlangsung hingga sekarang.

Tidak hanya di Timur Tengah, perselisihan antara dua arus utama dalam Islam yang saling berseberangan itu bahkan meluas ke negeri-negeri Islam di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Saat ini, Islam Syiah, yang merupakan kelompok minoritas, kerap diasosiasikan dengan sesat, bid'ah, atau kafir.

Lantas, sebenarnya apa yang melatarbelakangi terjadinya sengketa antara golongan Sunni dan Syiah, serta bagaimana dua aliran ini dapat terpecah?

Wafatnya Nabi Muhammad

Bibit perpecahan antara dua kelompok besar dalam Islam ini dapat ditelusuri sejak wafatnya Nabi Muhammad pada 632 M.

Hingga menjelang akhir hayatnya, Rasulullah tidak memiliki anak laki-laki ataupun ahli waris yang dapat ditunjuk sebagai penerusnya.

Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan di benak pengikutnya, tentang siapa yang akan menggantikannya menjadi pemimpin.

Pada akhirnya, Nabi Muhammad wafat tanpa menunjuk seorang penerus, meninggalkan umatnya yang memiliki berbagai sudut pandang dan kepentingan masing-masing.

Sebagian besar pengikut Rasullullah meyakini bahwa umat itu sendiri bersifat sakral, sehingga keputusan apapun yang diambil adalah benar.

Sedangkan sebagian kecil lainnya kukuh dengan keyakinan bahwa Nabi telah dipandu oleh yang Ilahi untuk memilih penerus dari kerabat laki-laki terdekatnya, yakni sepupu juga menantunya, Ali bin Abi Thalib.

Tanda-tanda perpecahan pun mulai terlihat, di mana golongan mayoritas menggabungkan diri dalam kelompok yang disebut Sunni.

Istilah Sunni diambil dari kata sunah, karena golongan ini menekankan pada peneladanan terhadap peri kehidupan Nabi Muhammad.

Sedangkan kelompok minoritas, yang menjadi pengikut Ali, kemudian disebut Shiat Ali atau Syiah.

Baca juga: Dinasti Seljuk, Pendiri Kekaisaran Islam Pertama di Turki

Periode Khulafaur Rasyidin

Pada akhirnya, suara dari golongan Sunni menang, dan terpilihlah sahabat Rasulullah, Abu Bakar, sebagai khalifah pertama dari Khulafaur Rasyidin atau kekhalifahan Islam pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Ali akhirnya menjadi khalifah keempat Khulafaur Rasyidin, atau disebut orang-orang Syiah sebagai Imam. Namun, seperti dua pendahulunya, ia juga meninggal karena dibunuh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com