Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Lima Hari di Semarang

Kompas.com - 10/11/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertempuran Lima Hari Semarang adalah serangkaian peristiwa pertempuran antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang di Semarang. 

Pertempuran Lima Hari Semarang berlangsung sejak 15 hingga 19 Oktober 1945. 

Terjadinya pertempuran Lima Hari Semarang sendiri disebabkan oleh dua hal, yaitu larinya tentara Jepang dan tewasnya dr Kariadi.

Baca juga: Pertempuran Lima Hari Palembang: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Latar Belakang

Pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, masih ada beberapa prajurit Jepang yang belum kembali ke negara asalnya. 

Beberapa prajurit Jepang yang belum bisa kembali pun dipekerjakan di pabrik-pabrik atau sektor lain. 

Bersamaan dengan hal itu, pasukan Sekutu, termasuk Belanda mulai kembali datang ke Indonesia.

Tujuan kedatangan mereka adalah untuk melucuti senjata dan memulangkan para mantan tentara Jepang yang masih ada di Indonesia. 

Tanggal 14 Oktober 1945, para tawanan Jepang yang bekerja di Pabrik Gula Cepiring hendak dipindahkan ke Bulu. 

Namun, di tengah jalan, pasukan Jepang melarikan diri dan bergabung dengan pasukan Kidobutai yang dipimpin oleh Jenderal Nakamura dan Mayor Kido. 

Kidobutai adalah prajurit yang ditarik mundur dari medan pertempuran Asia Pasifik. 

Mengetahui hal tersebut, rakyat Semarang pun berusaha melawan dan meminta Jepang untuk menyerahkan senjata mereka. 

Namun, Mayor Kido menolak untuk menyerahkan senjata kepada rakyat Semarang. 

Setelah kaburnya para tawanan Jepang, masih di hari yang sama, para pemuda memutuskan untuk melakukan perlawanan lebih lanjut. 

Mereka berdiskusi di aula RS Purusara yang dijadikan sebagai markas perjuangan. 

Para pemuda rumah sakit kemudian mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang melintas di depan RS Purusara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com