KOMPAS.com - Pada 19 Maret 2003, Amerika Serikat (AS) melakukan invasi terhadap Irak, yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan.
Setelah berhasil menaklukkan Irak, sebanyak 150.000 pasukan AS menduduki negara tersebut secara paksa.
Jatuhnya Irak ke tangan AS ditandai dengan robohnya patung Saddam yang didirikan di tengah Taman Firdaus
Amerika Serikat memiliki alasan tersendiri mengapa mereka menginvasi Irak, yang kemudian menjadi cikal bakal terjadinya Perang Irak.
Baca juga: Konflik Timur Tengah: Perang Irak dan Iran
Irak dituduh memiliki senjata pemusnah massal
Sejak 16 Juli 1979 hingga 2003, Irak dipimpin oleh Saddam Hussein, yang dapat dikatakan memiliki riwayat hidup yang tidak begitu baik.
Antara usia 16-21 tahun, Saddam Hussein pernah menjadi ketua geng jalanan, membunuh dan masuk penjara, berkomplot untuk menjatuhkan monarki, dan melakukan percobaan pembunuhan Perdana Menteri Irak.
Kendati demikian, Saddam Hussein dipercaya untuk menjadi Presiden Irak selama kurang lebih 24 tahun.
Menurut para sejarawan, kekuasaan Saddam Hussein dapat berlangsung lama karena diyakini bekerjasama dengan AS, tepatnya para agen CIA.
Akan tetapi, pada 2003, AS justru melakukan invasi kepada Irak setelah pengaruh Saddam Hussein mulai memudar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.