KOMPAS.com - Kesultanan Langkat merupakan kerajaan Islam yang pernah memerintah di wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sejak abad ke-16.
Kesultanan Langkat menjadi makmur karena dibukanya perkebunan karet dan ditemukannya cadangan minyak di Pangkalan Brandan.
Selain itu, kesultanan ini disebut sebagai negara monarki paling tua di antara monarki-monarki Melayu di Sumatera Timur.
Baca juga: Kerajaan Tayan: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan
Kesultanan Langkat merupakan penerus Kerajaan Aru, yang hancur karena ditaklukkan oleh Kesultanan Aceh.
Setelah berhasil menyelamatkan diri dari serangan Kesultanan Aceh, seorang panglima Deli bernama Dewa Shahdan mendirikan sebuah komunitas pada 1568.
Komunitas tersebut kemudian berkembang yang menjadi cikal-bakal Kesultanan Langkat.
Nama Langkat sendiri berasal dari nama sebuah pohon yang menyerupai pohon langsat.
Dewa Shahdan memerintah Kesultanan Langkat dari 1568 hingga 1580.
Baca juga: Kerajaan Selimbau: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan
Raja ketiga Langkat, yaitu Raja Kahar (1612-1673), merupakan penguasa yang merintis perpindahan ibu kota ke Langkat.
Sehingga pada masa pemerintahan Raja Kahar inilah, Kesultanan Langkat mulai menunjukkan kedaulatannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.