Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Janur Kuning dalam Serangan Umum 1 Maret 1949

Kompas.com - 26/02/2024, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah peristiwa serangan besar-besaran oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap tentara Belanda yang menduduki Yogyakarta.

Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota Indonesia, diambil alih oleh Belanda melalui Agresi Militer Belanda II yang dilancarkan pada Desember 1948.

Selain menduduki Yogyakarta, Belanda menangkap dan mengasingkan sejumlah tokoh, termasuk Presiden Soekarno dan Wakil Presiden RI Mohammad Hatta.

Serangan Umum 1 Maret 1949 bertujuan untuk menjaga kepercayaan rakyat terhadap TNI, sekaligus menunjukkan kekuatan RI kepada dunia di tengah propaganda Belanda yang menyatakan bahwa Indonesia sudah tamat dan TNI tidak ada lagi.

Melansir esi.kemdikbud.go.id, selama melancarkan Serangan Umum 1 Maret 1949, pasukan republik mengenakan tanda janur kuning di dada sebelah kiri.

Apa makna janur kuning yang dilibatkan dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949?

Baca juga: Latar Belakang Serangan Umum 1 Maret 1949

Makna janur kuning dalam Serangan Umum 1 Maret

Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 memakai janur kuning adalah untuk menunjukkan bahwa pasukan pejuang yang mengenakan janur kuning adalah pasukan khusus yang ingin mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui Serangan 1 Maret 1949.

Penggunaan janur kuning sekaligus sebagai wujud simbolis pejuang indonesia, yang kala itu berjuang untuk membuktikan bahwa TNI dan rakyat Indonesia masih ada.

Mengutip intisari.grid.id, penggunaan janur kuning disebut-sebut digagas oleh Letkol Soeharto, yang kala itu menjabat komandan Wehrkreise III.

Tujuan penggunaan janur kuning untuk membedakan pasukan perjuangan yang benar-benar ingin mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dalam adat Jawa, janur kuning juga memiliki makna tersendiri, yakni menjadi lambang penolak bala, melawan kebatilan, dan harapan kemenangan.

Makna tersebut selaras dengan tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949, yang berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa klaim dan propaganda Belanda tentang Republik Indonesia dan TNI yang dikatakan sudah tidak ada, sama sekali tidak benar.

Baca juga: Siapa yang Menggagas Serangan Umum 1 Maret 1949?

Ketika serangan dimulai pada pagi hari, 1 Maret 1949, sekitar pukul 06.00 WIB, tiga pengawas United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sedang berada di Yogyakarta.

Keberadaan mereka membantu kabar tentang peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 sampai di DK PBB dengan segera.

Selain itu, peristiwa ini juga disiarkan langsung oleh pemancar radio AURI di Playen, Gunung Kidul, dan pemancar radio RRI di Surakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com