Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Umum 1 Maret 1949: Latar Belakang, Aksi, dan Dampak

Kompas.com - 05/08/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang terjadi di Yogyakarta yang dilkaukan oleh jajaran tinggi militer di wilayah Divisi III/GM. 

Tujuan dari serangan ini adalah untuk membuktikan kepada dunia internasional, bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih ada dan kuat. 

Tanggal 1 Maret 1949, pagi hari, serangan besar-besaran dilakukan secara serentak di seluruh wilayah Divisi III/GM III, Yogyakarta. 

Indonesia sempat berhasil menaklukkan Belanda, sebelum akhirnya tentara Belanda dari Magelang berhasil menerobos masuk dan mengatasi serangan tersebut. 

Tercatat dari pihak Belanda terdapat enam orang tewas. Di antaranya adalah tiga orang polisi. Kemudian sebanyak 14 orang luka-luka.

Sedangkan di pihak Indonesia, tercatat 300 prajurit tewas dan 53 anggota polisi tewas.

Kemudian, melalui terbitan bulan Maret 1949, korban di pihak Belanda selama bulan tersebut tercatat sebanyak 200 orang tewas dan luka-luka.

Baca juga: Gerakan Aceh Merdeka: Latar Belakang, Perkembangan, dan Penyelesaian

Latar Belakang

Sekitar awal Februari 1948, di perbatasan Jawa Timur, Letkol Wiliater Hutagalung, perwira teritorial, ditugaskan membantuk jaringan persiapan gerilya di wilayah Divisi II dan III.

Wiliater kemudian bertemu dengan Panglima Besar Sudirman untuk melaporkan resolusi Dewan Keamanan PBB. 

Ia juga menyampaikan penolakan Belanda akan resolusi tersebut dan melancarkan propaganda yang menyatakan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. 

Kemudian, pasca-Agresi Militer Belanda II dilancarkan pada Desember 1948, TNI mulai menyusun strategi untuk melakukan serangan balik terhadap Belanda.

Serangan dimulai dengan memutus telepon, merusak jalan kereta api, dan menyerang konvoi Belanda. 

Wiliater melakukan serangan ini dengan tujuan meyakinkan dunia internasional, terutama Amerika Serikat dan Inggris, bahwa Indonesia masih kuat dan memiliki TNI. 

Untuk membuktikan hal itu, maka perlu dilakukan serangan yang tidak dapat disembunyikan oleh Belanda. 

Keberadaan RI juga harus diketahui oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI). 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com