KOMPAS.com - Raden Mattaher adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Jambi.
Raden Mattaher dikenal sebagai sosok panglima yang ditakuti oleh Belanda.
Hal ini diakibatkan dengan taktik penyerangan yang dibuat oleh Raden Mattaher.
Ketika melawan Belanda, Raden Mattaher menggunakan pola serangan yang fokus menyerang kapal-kapal perang Belanda yang bermuatan personil, obat medis, dan amunisinya.
Baca juga: Djatikusumo: Kiprah dan Karier Militernya
Raden Mattaher lahir di Jambi pada 1807. Ia merupakan putra dari Pangeran Kusin dan Ratumas Esa (Ratumas Tija).
Kedua orangtua Raden Mattaher adalah penguasa di Sikamis, yang saat ini menjadi Desa Kasang Melintang, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.
Ayah dari Raden Mattaher sendiri merupakan anak dari Pangeran Adi, saudara kandung Sultan Taha Saifuddin.
Semasa kehidupannya, Raden Mattaher telah aktif dalam berjuang melawan Belanda. Bahkan, Raden Mattaher dikenal sebagai panglima yang paling ditakuti Belanda.
Raden Mattaher memiliki segudang taktik gerilya untuk menggempur serdadu Belanda.
Keberhasilannya dalam melawan Belanda terlihat saat ia diperintah untuk menyingkirkan Belanda di beberapa daerah.
Daerah tersebut meliputi Sarolangun, Merangin, Bungo, Muarojambi, Kumpeh, Pematang Lumut, Merlung, dan Muarotembesi.
Raden Mattaher juga julukan Singo Kumpeh dari prajuritnya karena keberingasannya seperti singa dalam menumpas penjajah.
Baca juga: Machmud Singgirei Rumagesan, Pahlawan Nasional Pertama Papua Barat
Ketika bertugas sebagai panglima perang, Raden Mattaher membentuk kantong-kantong serta barisan pertahanan dan perlawanan dari Muara Tembesi sampai Muaro Kumpeh.
Raden Mattaher fokus menyerang kapal-kapal perang Belanda yang bermuatan personil, obat medis, dan amunisinya yang masuk ke Jambi lewat jalur sungai.
Berkat taktiknya tersebut, Raden Mattaher menjadi sosok yang paling ditakuti oleh Belanda.