Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Amerika Serikat Menyerang Irak pada 2003

Setelah berhasil menaklukkan Irak, sebanyak 150.000 pasukan AS menduduki negara tersebut secara paksa.

Jatuhnya Irak ke tangan AS ditandai dengan robohnya patung Saddam yang didirikan di tengah Taman Firdaus

Amerika Serikat memiliki alasan tersendiri mengapa mereka menginvasi Irak, yang kemudian menjadi cikal bakal terjadinya Perang Irak.

Irak dituduh memiliki senjata pemusnah massal

Sejak 16 Juli 1979 hingga 2003, Irak dipimpin oleh Saddam Hussein, yang dapat dikatakan memiliki riwayat hidup yang tidak begitu baik.

Antara usia 16-21 tahun, Saddam Hussein pernah menjadi ketua geng jalanan, membunuh dan masuk penjara, berkomplot untuk menjatuhkan monarki, dan melakukan percobaan pembunuhan Perdana Menteri Irak.

Kendati demikian, Saddam Hussein dipercaya untuk menjadi Presiden Irak selama kurang lebih 24 tahun.

Menurut para sejarawan, kekuasaan Saddam Hussein dapat berlangsung lama karena diyakini bekerjasama dengan AS, tepatnya para agen CIA. 

Akan tetapi, pada 2003, AS justru melakukan invasi kepada Irak setelah pengaruh Saddam Hussein mulai memudar.

Selama Saddam Hussein berkuasa, AS menganggap Irak berpotensi untuk menjadi ancaman bagi kepentingannya di kawasan Teluk.

Irak dituduh oleh Amerika Serikat memiliki dan mengembangkan senjata pemusnah massal atau weapon of mass destruction.

Menanggapi tuduhan tersebut, PBB membentuk tim inspeksi senjata yang dipimpin oleh Hans Blinx untuk mengusutnya lebih lanjut.

Namun, setelah investigasi dilakukan, Irak dinyatakan tidak memiliki senjata pemusnah massal seperti yang dituduhkan AS.

Memerdekakan rakyat Irak

Rezim Saddam Hussein dianggap bukan untuk memberi kebebasan terhadap rakyatnya, mengingat bahwa sang presiden merupakan seorang diktator yang jahat.

Selama lebih dari dua dekade menjadi presiden, Saddam Hussein telah melakukan banyak pembunuhan massal terhadap rakyat Kurdi di utara dan rakyat Syiah di selatan Irak.

Peristiwa ini kemudian mendorong Amerika Serikat membentuk Operation Iraqi Freedom atau Pembebasan Warga Irak.

Amerika Serikat ingin warga Irak bisa mendapat kemerdekaan dan menjalani hidup secara bebas.

Irak memiliki cadangan minyak terbesar kedua

Dari faktor ekonomi, Irak merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi.

Dengan cadangan minyak sebesar itu, Irak akan memiliki pengaruh yang kuat untuk negara-negara tetangganya, bahkan dunia.

Amerika Serikat ingin mendapatkan kontrol atas minyak di Irak supaya mereka tidak lagi bergantung dengan negara-negara Eropa dan Asia Timur.

Lokasi strategis Irak untuk pangkalan militer

Bagi Amerika Serikat, Irak dianggap memiliki lokasi yang strategis untuk bisa mendirikan pangkalan militer di wilayah Timur Tengah.

Hal ini tentu akan memberikan keuntungan bagi AS dan sekutu terdekatnya di Timur Tengah, yakni Israel.

Selain itu, Irak yang memiliki cadangan minyak terbesar kedua juga dapat menguntungkan perusahaan minyak AS yang berdiri di sana.

Referensi: 

  • Wulandari, Dewi Ayu. (2015). Agresi Amerika Serikat terhadap Irak Periode 2003-2010. Journal of International Relations. Vol. 1. Nomor 2. Tahun 2015. hal 132-140.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/27/120000979/alasan-amerika-serikat-menyerang-irak-pada-2003

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke