Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Grobogan

Kompas.com - 19/11/2021, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Grobongan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. 

Grobongan menjadi kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk sebanyak 1.453.526 jiwa. 

Baca juga: Sunan Kalijaga, Berdakwah Lewat Wayang

Asal-usul Nama Grobongan

Nama Grobongan didapati berasal dari dua versi sejarah yang berbeda. 

Yang pertama adalah ketika Sunan Ngundung masuk ke dalam Kerajaan Majapahit, ia menemukan banyak benda pusaka yang ditinggalkan di sana. 

Benda-benda pusaka tersebut kemudian dikumpulkan dimasukkan ke dalam sebuah grobog. 

Grobog adalah wadah atau tempat untuk menyimpan berbagai benda seperti senjata, barang pusaka, wayang, perhiasan, dan sebagainya. 

Benda-benda pusaka yang dimasukkan ke dalam grobog kemudian dibawa menuju Demak. 

Ketika sedang dalam perjalanan menuju ke Demak, grobog tersebut tertinggal di suatu tempat. 

Karena peristiwa itu, maka sebagai bentuk kenangan, tempat tersebut dinamai Grobongan, yang berarti tempat grobog yang tertinggal.

Versi kedua menyebutkan bahwa nama Grobongan berasal dari peristiwa Sunan Kalijaga yang membawa benda-benda pusaka warisan dari Raja Kerajaan Majapahit Prabu Brawijaya VII. 

Benda-benda pusaka tersebut dibawa dalam beberapa wadah yang disebut grobog. 

Saat dalam perjalanan ke Demak, rombongan Sunan Kalijaga dihadang oleh segerombolan perampok Bango Mampang, penguasa Kendeng bagian barat. 

Sunan Kalijaga Sunan Kalijaga

Grobog-grobog yang berisi benda-benda pusaka itu pun hendak diminta secara paksa oleh para perampok. 

Namun, dengan kearifan Sunan Kalijaga, ia mempersilahkan mereka untuk memilih salah satu dari grobog-grobog yang dibawanya. 

Para perampok lantas memilih satu grobog yang paling besar dan paling berat. 

Setelah memilih, para perampok melepas Sunan Kalijaga dan para punggawanya untuk melanjutkan perjalanan mereka. 

Begitu Sunan Kalijaga pergi, para perampok membuka grobog pilihan mereka. 

Namun, begitu grobog tersebut dibuka, ternyata grobog yang mereka pilih kosong. 

Bango Mampang pun merasa sangat marah dan meninggalkan grobog tersebut dan kembali meminta grobog lain yang lebih berat. 

Baca juga: Sunan Kudus, Menghormati Ajaran Hindu

Setelah Sunan Kalijaga kembali memberikan grobog lain, kali ini Bango Mampang dan anak buahnya tidak kuat mengangkatnya. 

Bango yang merasa dipermainkan kalap hingga tidak dapat dikendalikan. 

Sunan Kalijaga dibabat dengan pedang oleh Bango Mampang. 

Namun, saat Bango berkali-kali mencoba melukai Sunan Kalijaga, ia tetap tidak bisa dan justru semakin terpuruk. 

Pada akhirnya, Bango Mampang dan Sunan Kalijaga melakukan kesepakatan damai. 

Sunan Kalijaga dan para punggawanya kembali melanjutkan perjalanan. 

Sesampainya di Demak Bintoro, anak buah Sunan Kalijaga baru teringat akan grobog kosong yang tertinggal di daerah Kendeng. 

Sunan Kalijaga pun mengatakan agar grobog kosong itu dibiarkan saja. Dari grobog yang tertinggal inilah maka lahir nama Grobogan. 

 

Artikel ini telah tayang di grobogan.go.id dengan judul "Kabupaten Grobogan di Awal Sejarah". 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com