Dalam analisis subkelompok, para peneliti tidak menemukan hubungan sebab akibat antara kepadatan tulang dan jenis teh tertentu, termasuk teh hijau dan teh herbal.
Sehingga peneliti hanya dapat menyimpulkan kepadatan tulang terjadi pada orang-orang yang cenderung minum teh.
Kendati demikian, temuan peneliti punya kekurang karena studi hanya dilakukan pada populasi Eropa.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah manfaat yang sama juga dapat diterapkan pada populasi global.
“Bagi masyarakat umum, minum teh dianggap sebagai perilaku sehat dan biasanya tidak menimbulkan ancaman bagi kesehatan seseorang,” papar Alyssa Smolen, RDN, ahli diet yang berbasis di New Jersey.
Baca juga: Benarkah Minum Teh Terlalu Banyak Bikin Susah Tidur?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.