Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2024, 18:34 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemandangan darah dan adegan berdarah seringkali memicu respons yang sangat berbeda dari individu ke individu.

Sementara beberapa orang mungkin menikmati adegan berdarah dalam film dengan antusiasme, yang lain mungkin merasa tidak nyaman bahkan hingga pingsan.

Baca juga: Bisakah Hewan Mencium Rasa Takut pada Manusia?

Mengapa beberapa orang sangat takut darah, padahal kita semua memiliki darah yang mengalir dalam tubuh kita?

Perasaan negatif yang muncul saat melihat darah adalah respons alami yang terkait dengan naluri dasar untuk menjaga diri sendiri dan orang lain, dikutip dari IFLScience.

“Melihat darah jelas mencerminkan sesuatu yang buruk terjadi di sekitar Anda,” Dr Joseph LeDoux, profesor dari ilmu saraf di Universitas New York, mengatakan kepada Association of American Medical Colleges (AAMC).

Sensasi mual yang sering terjadi saat melihat darah juga memiliki dasar kesehatan yang kuat. Paparan darah berpotensi menyebabkan penularan penyakit-penyakit menular seperti hepatitis dan HIV, sehingga rasa jijik dan mual adalah respons alami tubuh terhadap potensi ancaman patogen.

Fenomena pingsan saat melihat darah, dikenal sebagai sinkop vasovagal, dapat dijelaskan oleh reaksi yang berlebihan dari saraf vagus yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan detak jantung tiba-tiba.

Hal ini membatasi aliran darah ke otak dan menyebabkan seseorang pingsan, meskipun ironisnya, pingsan dapat meningkatkan risiko cedera lebih lanjut dalam situasi yang sebenarnya berbahaya.

Baca juga: Apa Penyebab Orang Takut Ketinggian?

Fobia darah (hemofobia)

Mengutip dari Medical News Today, fobia terhadap darah, yang secara medis dikenal sebagai hematofobia, adalah ketakutan yang tidak normal dan persisten terhadap darah.

Ini adalah subjenis dari fobia terhadap darah, luka, dan suntikan. Ketika seseorang memiliki fobia ini, mereka sangat takut melihat darah. Ketakutan ini sering meliputi darah mereka sendiri, darah orang atau hewan lain, atau bahkan gambaran darah.

Para ahli dalam sebuah analisis tahun 2014 memperkirakan bahwa hemophobia memiliki prevalensi 3–4 persen di kalangan populasi umum, artinya cukup umum. Hingga 80 persen orang dengan hemophobia mengalami respons vasovagal saat melihat darah.

Ketakutan terhadap darah bisa dipicu oleh peristiwa traumatis, seperti kunjungan ke dokter atau kecelakaan, yang kemudian membuat individu mengasosiasikan darah dengan bahaya.

Namun, beberapa orang dengan fobia tidak dapat mengidentifikasi alasan spesifik mengapa fobia tersebut muncul.

Fobia BII dapat mendorong orang untuk menghindari perawatan medis karena rasa takut dan kecemasan, yang pada akhirnya dapat merugikan kesehatan mereka dalam jangka panjang.

DSM-5 juga mencatat bahwa individu dengan fobia cedera suntikan darah memiliki kecenderungan unik terhadap sinkop vasovagal (pingsan) saat terpapar stimulus yang memicu fobia.

Baca juga: Sains Jelaskan Penyebab Orang Memiliki Fobia

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com