Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Orang yang memiliki fobia menyimpan ketakutan yang berlebihan akan suatu objek atau peristiwa. Bahkan, ketakutan tersebut dianggap tidak realistis.

Ada orang yang fobia terhadap ketinggian, air, badut, hewan tertentu, ruang gelap, dan masih banyak lagi. Beberapa orang bisa langsung merasa cemas hanya dengan mendengar pembicaraan tentang objek yang ditakutinya.

Lantas, apa yang menyebabkan seseorang memiliki fobia? Dan dari mana asal ketakutan yang berlebihan tersebut?

Fobia dan ketakutan yang wajar

Sebelum menjelaskan penyebab fobia, penting untuk mengetahui perbedaan antara fobia dengan ketakutan yang wajar terhadap objek atau situasi, yang pada dasarnya, berbahaya atau tidak dapat diprediksi.

Baca juga: Kenapa Ada Orang yang Fobia Badut?

Dilansir dari Live Science, menurut Ron Rapee, prosesor psikologi dan pendiri Centre for Emotional Health di Macquarie University, Australia, fobia adalah ketakutan akan situasi atau objek tertentu yang tidak sesuai dengan realitas objektif dan mengganggu kehidupan seseorang.

Rapee menambahkan, pada dasarnya, kebanyakan fobia menunjukkan karakteristik yang sama dan hanya berbeda dalam fokus ketakutannya.

Karakteristik umum fobia yang dimaksud adalah menghindari situasi atau objek yang ditakuti, merasa khawatir, dan mengalami gejala fisik saat menghadapi rasa takut, seperti peningkatan detak jantung, pelebaran pupil, serta peningkatan laju pernapasan.

Menurut Rapee, kebanyakan orang akan berhati-hati dan waspada saat menghadapi situasi atau objek berbahaya. Namun, terkadang, ketakutan yang "realistis" ini dianggap oleh kebanyakan orang tidak "sepadan" dengan realitas yang mereka lihat. Inilah saat reaksi orang terhadap objek atau situasi itu dicap berlebihan atau tidak rasional.

Baca juga: Fobia terhadap Anjing: Gejala dan Penyebab

Dalam kebanyakan kasus, fobia terkait dengan objek dan situasi yang realistis dan masuk akal secara evolusioner.

Misalnya, kita sering melihat orang fobia dengan badai, ular, atau laba-laba, yang dapat dikatakan sebagai hal-hal yang dapat membunuh manusia di zaman kuno.

Namun, masih belum jelas mengapa ketakutan atau kehati-hatian berkembang menjadi fobia bagi sebagian orang.

Fobia mungkin "dipelajari" sejak kecil

Rapee mengungkapkan, teori umumnya adalah bahwa fobia "dipelajari" pada periode perkembangan kunci, biasanya, di awal kehidupan atau di masa kanak-kanak.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Fobia Menurut Sains

"Pelajaran" ini mungkin berasal dari pengalaman buruk, tetapi kebanyakan orang dengan fobia tidak melaporkan pengalaman traumatis tertentu.

Teori psikodinamika, yang pertama kali dicetuskan oleh Sigmund Freud, menunjukkan bahwa banyak perilaku dan ketakutan dapat dikaitkan dengan pengalaman di masa kanak-kanak.

Teori tersebut mengatakan, dalam kasus yang sangat traumatis, ingatan akan peristiwa di awal kehidupan ini dapat berakhir sebagai fobia di kemudian hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com