Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Namun, beberapa ahli, seperti Dr. Joel Paris, seorang profesor psikiatri di McGill University, Kanada, telah menyatakan bahwa tidak ada bukti yang kuat dan persuasif untuk teori tersebut.

Ini berarti bahwa, meskipun ingatan yang ditekan dapat berperan dalam perkembangan fobia bagi sebagian orang, hal tersebut tidak berlaku bagi kasus mayoritas.

Baca juga: Halo Prof! Saya Ada Keluhan tentang Fobia Nasi

Nyatanya, seseorang tidak harus memiliki pengalaman negatif untuk mengembangkan fobia; mereka dapat melihat orang lain memiliki pengalaman buruk, diberi tahu, atau diperlihatkan berulang kali bahwa ada sesuatu yang berbahaya.

Dengan kata lain, orangtua yang sering memperingatkan anaknya tentang lautan yang berbahaya atau orang yang menonton film seperti "Jaws", yang menampilkan laut sebagai ancaman yang mematikan, dapat memicu perkembangan thalassophobia atau ketakutan akan badan air yang besar.

Tidak semua fobia "dipelajari"

Meski demikian, mungkin tidak semua fobia "dipelajari". Beberapa psikolog mengatakan, kekhawatiran dan ketakutan tertentu mungkin sebenarnya adalah bawaan. Ini adalah konsep yang disebut "akun nonasosiatif," menurut sebuah studi tahun 1998 di Jurnal Behavior Research and Therapy.

Para pendukung gagasan ini berpendapat bahwa manusia secara genetik cenderung takut pada hal-hal tertentu dan pengalaman negatif tidak diperlukan untuk itu.

Baca juga: Ranking 10 Hewan yang Paling Menakutkan Dirilis, Mana Fobia Anda?

Meskipun konsep ini masih diperdebatkan, tampaknya orang dengan sifat tertentu lebih mungkin mengembangkan fobia. Rapee mencontohkan, orang-orang yang lebih takut dan emosional secara temperamental lebih mungkin mengembangkan fobia.

Senada dengan ini, Kelvin Wong, psikolog klinis di La Trobe University, Australia, mengatakan bahwa sifat bawaan seseoran mungkin menjadi faktor risiko. Contohnya adalah neurotisisme, yakni jenis kepribadian yang bertendensi pada pengalaman emosional yang negatif, seperti ketakutan, kesedihan, ketidakpastian, kemarahan, dan antisipasi.

Fobia dan perasaan cemas bahkan bisa diturunkan dalam keluarga. Studi yang diterbitkan pada tahun 2017 di Jurnal Dialogues in Clinical Neuroscience menemukan, sekitar 30% gangguan kecemasan umum diturunkan dari keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com