Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Hewan di Laut Saat Badai?

Kompas.com - 05/09/2023, 17:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sedimen mungkin telah menyumbat insang mereka atau perubahan tekanan mungkin telah membentuk gelembung gas nitrogen yang mematikan dalam darah mereka.

Badai yang sama memutar sedimen di lingkungan air tawar dan mengubah air menjadi anoksik, yang berarti kekurangan oksigen. Hal tersebut diperkirakan membuat 187 juta ikan mati di Louisiana.

Badai juga berdampak pada kehidupan laut yang tidak bergerak atau bergerak lambat.

"Setelah badai, padang lamun dan terumbu terkubur oleh pergeseran sedimen. Jika terjadi banyak gelombang badai, hal itu secara fisik dapat mencabut lamun," ungkap Valerie Paul, kepala ilmuwan di Smithsonian Marine Station.

Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Seseorang Disengat Lebah?

Setelah badai mereda

Lantas bagaimana setelah badai berlalu?

Setelah mereda, sampah dan sampah dapat tertinggal di perairan selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama.

Limbah juga dapt masuk ke saluran air dan membawa serta bakteri seperti enterococcus dan E. coli.

Hujan dan banjir akibat angin topan juga membawa masuknya air tawar ke lingkungan laut.

“Hal ini dapat menimbulkan stres bagi organisme mana pun yang tidak dapat menangani perubahan salinitas dalam jumlah besar,” kata Paul.

Kehidupan laut sering kali dapat menoleransi beberapa perubahan konsentrasi garam, namun tidak dapat mentolerir perubahan drastis atau jangka panjang.

Seperti yang terjadi pada aligator di Pulau Sanibel. Saat dilanda Badai Ian dengan keras, mereka terkena dampak air laut yang lebih asin yang dibawa badai ke daratan.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Manusia Jatuh ke Lubang Hitam?

“Meskipun aligator dapat mentolerir air asin untuk sementara waktu, mereka tidak dapat hidup di dalamnya tanpa batas waktu,” menurut Chris Lechowicz dari Sanibel-Captiva Conservation Foundation.

Masuknya air tawar di lingkungan laut juga memiliki efek lain.

"Sungai cenderung memiliki lebih banyak sedimen dibandingkan air laut dan sungai cenderung punya konsentrasi nutrisi jauh lebih tinggi dari limpasan pantai," papar May.

Hal ini menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan alga dalam jumlah besar.

Celakanya, jumlah besar alga akan menghalangi sinar matahari mencapai lamun, sumber makanan utama manatee (sapi laut). Salah satu hewan terancam itu pun makin tertekan populasinya.

Badai adalah peristiwa alam dan ada dampak-dampak tertentu yang ditimbulkan bagi ekosistem laut. Namun menurut NASA, perubahan iklim kini menjadi turut andil dalam membuat badai menjadi lebih hebat. Kabar buruk bagi kehidupan laut.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Manusia saat Mendaki Puncak Everest?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com