Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Terjadi pada Hewan di Laut Saat Badai?

KOMPAS.com - Saat badai menghantam daratan, kerusakannya bisa langsung terlihat. Namun bagaimana badai di laut terjadi dan apakah dampaknya pada hewan-hewan di sana?

Tidak semua badai mempunyai dampak yang sama, terutama pada hewan dan tumbuhan, menurut Melissa May, asisten profesor biologi kelautan di Florida Gulf Coast University.

Tumbuhan dan hewan di laut juga memberikan respon berbeda terhadap badai yang terjadi.

Badai di lautan

Dikutip Science Alert, Selasa (5/9/2023) gelombang badai dapat terjadi seperti air pasang yang tidak biasa dan membuat beberapa lingkungan laut relatif tidak terganggu selama terjadinya badai itu sendiri.

Namun dampak badai dapat menimbulkan efek buruk, mulai dari perubahan salinitas hingga masuknya sedimen dan bakteri.

Kekuatan badai sendiri dapat menciptakan gelombang setinggi 18 meter yang mengaduk air dingin dari kedalaman dengan air permukaan yang lebih hangat.

Arusnya, menurut NOAA dapat menimbulkan sedimen sedalam 91 meter.

Untuk menghindarinya, banyak mamalia laut dan ikan dapat berpindah ke perairan yang lebih dalam dan tenang.

Misalnya yang terjadi pada hiu blacktip selama badai tropis 2001. Hewan laut ini akan meninggalkan daerah badai tersebut dan kembali setelah lima hingga 13 hari setelah badai.

Beberapa hewan laut juga bisa mengetahui terjadinya badai, sehingga mereka akan menyingkir terlebih dahulu dari wilayah tersebut.

Sebuah studi tahun 2019 menemukan, peningkatan gelombang di permukaan yang mengaduk air di dasar laut mendorong triggerfish abu-abu pindah ke perairan yang lebih dalam sebelum terjadi badai.

Badai bisa mematikan bagi hewan laut

Di sisi lain badai juga bisa mematikan bagi hewan laut  yang tidak dapat menghindarinya. Setelah Badai Andrew pada tahun 1992, diperkirakan 9,4 juta ikan air asin mati, menurut temuan Survei Geologi AS.

Sedimen mungkin telah menyumbat insang mereka atau perubahan tekanan mungkin telah membentuk gelembung gas nitrogen yang mematikan dalam darah mereka.

Badai yang sama memutar sedimen di lingkungan air tawar dan mengubah air menjadi anoksik, yang berarti kekurangan oksigen. Hal tersebut diperkirakan membuat 187 juta ikan mati di Louisiana.

Badai juga berdampak pada kehidupan laut yang tidak bergerak atau bergerak lambat.

"Setelah badai, padang lamun dan terumbu terkubur oleh pergeseran sedimen. Jika terjadi banyak gelombang badai, hal itu secara fisik dapat mencabut lamun," ungkap Valerie Paul, kepala ilmuwan di Smithsonian Marine Station.

Setelah badai mereda

Lantas bagaimana setelah badai berlalu?

Setelah mereda, sampah dan sampah dapat tertinggal di perairan selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama.

Limbah juga dapt masuk ke saluran air dan membawa serta bakteri seperti enterococcus dan E. coli.

Hujan dan banjir akibat angin topan juga membawa masuknya air tawar ke lingkungan laut.

“Hal ini dapat menimbulkan stres bagi organisme mana pun yang tidak dapat menangani perubahan salinitas dalam jumlah besar,” kata Paul.

Kehidupan laut sering kali dapat menoleransi beberapa perubahan konsentrasi garam, namun tidak dapat mentolerir perubahan drastis atau jangka panjang.

Seperti yang terjadi pada aligator di Pulau Sanibel. Saat dilanda Badai Ian dengan keras, mereka terkena dampak air laut yang lebih asin yang dibawa badai ke daratan.

“Meskipun aligator dapat mentolerir air asin untuk sementara waktu, mereka tidak dapat hidup di dalamnya tanpa batas waktu,” menurut Chris Lechowicz dari Sanibel-Captiva Conservation Foundation.

Masuknya air tawar di lingkungan laut juga memiliki efek lain.

"Sungai cenderung memiliki lebih banyak sedimen dibandingkan air laut dan sungai cenderung punya konsentrasi nutrisi jauh lebih tinggi dari limpasan pantai," papar May.

Hal ini menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan alga dalam jumlah besar.

Celakanya, jumlah besar alga akan menghalangi sinar matahari mencapai lamun, sumber makanan utama manatee (sapi laut). Salah satu hewan terancam itu pun makin tertekan populasinya.

Badai adalah peristiwa alam dan ada dampak-dampak tertentu yang ditimbulkan bagi ekosistem laut. Namun menurut NASA, perubahan iklim kini menjadi turut andil dalam membuat badai menjadi lebih hebat. Kabar buruk bagi kehidupan laut.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/09/05/170100423/apa-yang-terjadi-pada-hewan-di-laut-saat-badai-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke