Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumba-lumba Bisa Menderita Alzheimer, Studi Ungkap

Kompas.com - 21/12/2022, 16:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

 

Hewan-hewan ini semuanya pernah terdampar di lepas pantai Skotlandia dan mati.

Hasil identifikasi menemukan empat hewan dari tiga spesies memiliki penanda Alzheimer di otak mereka yakni dua paus pilot bersirip panjang, lumba-lumba paruh putih, dan lumba-lumba hidung botol biasa.

Temuan penanda Alzheimer pada lumba-lumba ini memberikan dukungan untuk hipotesis umum tentang mengapa lumba-lumba dan paus secara teratur terdampar di darat, yang dikenal sebagi teor 'pemimpin sakit'.

Teori tersebut berpendapat bahwa kelompok lumba-lumba yang sehat bisa mati di perairan dangkal karena mengikuti pemimpin yang sakit atau bingung.

Jadi mungkin saja demensia menjadi salah satu alasan mengapa para pemimpin lumba-lumba itu kurang dapat menavigasi kelompoknya seiring bertambahnya usia.

Betapa pun menariknya temuan tersebut, namun peneliti masih berhati-hati tentang implikasinya untuk saat ini.

Baca juga: Video Viral Lumba-lumba di Pulau Pramuka, Ahli: Tidak Aneh dan Berkah Pandemi

Kendati perubahan otak dapat terjadi pada lumba-lumba, namun tak berarti mereka dapat mengembangkan suatu penyakit yang mirip Alzheimer. Bahkan pada manusia, masih banyak yang belum kita pahami tentang penyakit tersebut.

"Ini adalah temuan signifikan pertama kalinya yang menunjukkan bahwa patologi otak pada odontocetes yang terdampar mirip dengan otak manusia yang terkena penyakit Alzheimer klinis," ungkap Mark Dagleish, penulis utama studi dan ahli patologi dari University of Glasgow.

Meski begitu peneliti juga berspekulasi bahwa adanya lesi otak pada odontocetes menunjukkan bahwa mereka mungkin juga menderita defisit kognitif yang terkait dengan penyakit Alzheimer pada manusia.

Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk lebih memahami apa yang terjadi pada lumba-lumba.

Temuan penanda penyakit Alzheimer pada spesies lumba-lumba ini telah dipublikasikan di European Journal of Neuroscience.

Baca juga: Lumba-Lumba Berenang dengan Anaconda, Ini Penampakannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com