Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/09/2022, 20:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Tetapi penelitian Cleary menunjukkan, bahwa bahkan jika Anda merasa yakin dapat memprediksi apa yang akan Anda lihat atau alami, faktanya Anda tidak akan bisa.

Baca juga: Kenapa Kita Mengalami Deja Vu? Sains Menjelaskan

Penelitian lebih lanjut dapat membantu menjelaskan fenomena prediksi ini dengan lebih baik, dan dejavu secara umum.

Teori ini bertumpu pada gagasan, bahwa orang cenderung mengalami perasaan keakraban ketika mereka menghadapi adegan yang memiliki kesamaan dengan sesuatu yang pernah mereka alami sebelumnya.

Misalnya, jika Anda pernah masuk ke ruangan dengan tata letak dan penempatan furnitur yang serupa, kemungkinan besar Anda akan mengalami dejavu, karena Anda memiliki memori tentang ruangan itu, tetapi tidak dapat menempatkannya dengan baik.

Sebaliknya, Anda hanya merasa seolah-olah sudah pernah melihat ruangan tersebut, padahal belum.

Cleary juga mengeksplorasi teori ini. Penelitiannya menunjukkan, bahwa orang tampaknya lebih sering mengalami dejavu ketika melihat adegan yang mirip dengan hal-hal yang telah mereka lihat, tetapi tidak mereka ingat.

3. Kerusakan pada sirkuit otak

Teori lain menunjukkan, dejavu terjadi ketika otak Anda "bermasalah," sehingga menyebabkan kerusakan listrik singkat - mirip dengan apa yang terjadi selama serangan epilepsi.

Dengan kata lain, dejavu bisa terjadi saat adanya tumpeng tindih ketika bagian otak Anda yang melacak peristiwa saat ini dan bagian otak Anda yang mengingat ingatan sama-sama aktif.

Jenis disfungsi otak ini umumnya tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika terjadi secara teratur.

Beberapa ahli percaya, bahwa jenis lain dari kerusakan otak dapat menyebabkan dejavu.

Ketika otak Anda menyerap informasi, biasanya ia mengikuti jalur tertentu dari penyimpanan memori jangka pendek ke penyimpanan memori jangka panjang.

Teori ini menunjukkan, bahwa terkadang, ingatan jangka pendek dapat mengambil jalan pintas ke penyimpanan memori jangka panjang.

Hal ini membuat Anda merasa seolah-olah otak sedang mengambil memori lama, daripada menyimpan sesuatu yang terjadi di detik terakhir.

Teori lain menawarkan penjelasan tentang pemrosesan memori yang tertunda.

Salah satu rute ini membawa informasi ke otak Anda sedikit lebih cepat daripada yang lain.

Penundaan ini mungkin sangat tidak signifikan, seiring berjalannya waktu yang terukur, tetapi masih mengarahkan otak Anda untuk membaca peristiwa tunggal sebagai dua pengalaman yang berbeda.
Baca juga: Studi Ungkap Lama Tinggal di Luar Angkasa Sebabkan Kerusakan Otak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com