Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dejavu, Ketahui 3 Kemungkinan Penyebabnya

Melansir Verywell Mind, penelitian awal menunjukkan bahwa dejavu menjadi tanda yang membantu dokter mendiagnosis epilepsi, tetapi penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa dejavu kemungkinan berkaitan dengan masalah persepsi atau ingatan.

Penyebab dejavu

Para peneliti mengakui mempelajari penyebab dejavu bukan hal yang mudah. Salah satu alasannya karena, seringkali dejavu muncul tanpa tanda tertentu dan pada orang-orang tanpa masalah kesehatan.

Terlebih lagi, pengalaman dejavu cenderung berakhir secepat munculnya. Sensasinya terasa begitu cepat, sehingga jika Anda tidak tahu banyak tentang dejavu, Anda mungkin tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

Dikutip dari Healthline, para ahli mengungkap beberapa kemungkinan penyebab dejavu. Sebagian besar ahli setuju bahwa dejavu mungkin berhubungan dengan memori.

1. Persepsi terbelah

Teori persepsi terbelah menunjukkan, bahwa dejavu terjadi ketika Anda melihat sesuatu pada dua waktu yang berbeda.

Pertama kali Anda melihat sesuatu, Anda mungkin melihatnya sekilas, karena satu dan lain hal.

Otak Anda dapat mulai membentuk memori tentang apa yang Anda lihat, bahkan dengan jumlah informasi terbatas yang Anda dapatkan dari pandangan sekilas yang tidak lengkap. Jadi, Anda mungkin benar-benar menerima lebih dari yang Anda sadari.

Jika pandangan pertama Anda tentang sesuatu, seperti pemandangan dari lereng bukit, yang tidak melibatkan perhatian penuh Anda, Anda mungkin percaya bahwa Anda melihatnya untuk pertama kali.

Dengan kata lain, karena Anda tidak memberikan perhatian penuh dalam pengalaman tersebut saat pertama kali memasuki persepsi Anda, maka rasanya seperti ada dua peristiwa yang berbeda. Tapi sebenarnya, itu hanya satu persepsi lanjutan dari peristiwa yang sama.

2. Memanggil memori

Banyak ahli percaya, bahwa dejavu berkaitan dengan cara Anda memproses dan menyimpan memori.

Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang peneliti dejavu dan profesor psikologi di Colorado State University, telah membantu menghasilkan beberapa dukungan untuk teori ini.

Melalui karyanya, dia menemukan bukti yang menunjukkan, bahwa dejavu dapat terjadi sebagai respons terhadap suatu peristiwa yang menyerupai sesuatu yang Anda alami, tetapi Anda tidak mengingatnya.

Dia menggunakan temuan ini untuk mengeksplorasi gagasan firasat yang terkait dengan dejavu dalam sebuah studi tahun 2018.

Banyak orang melaporkan, bahwa pengalaman dejavu memicu keyakinan kuat untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tetapi penelitian Cleary menunjukkan, bahwa bahkan jika Anda merasa yakin dapat memprediksi apa yang akan Anda lihat atau alami, faktanya Anda tidak akan bisa.

Penelitian lebih lanjut dapat membantu menjelaskan fenomena prediksi ini dengan lebih baik, dan dejavu secara umum.

Teori ini bertumpu pada gagasan, bahwa orang cenderung mengalami perasaan keakraban ketika mereka menghadapi adegan yang memiliki kesamaan dengan sesuatu yang pernah mereka alami sebelumnya.

Misalnya, jika Anda pernah masuk ke ruangan dengan tata letak dan penempatan furnitur yang serupa, kemungkinan besar Anda akan mengalami dejavu, karena Anda memiliki memori tentang ruangan itu, tetapi tidak dapat menempatkannya dengan baik.

Sebaliknya, Anda hanya merasa seolah-olah sudah pernah melihat ruangan tersebut, padahal belum.

Cleary juga mengeksplorasi teori ini. Penelitiannya menunjukkan, bahwa orang tampaknya lebih sering mengalami dejavu ketika melihat adegan yang mirip dengan hal-hal yang telah mereka lihat, tetapi tidak mereka ingat.

3. Kerusakan pada sirkuit otak

Teori lain menunjukkan, dejavu terjadi ketika otak Anda "bermasalah," sehingga menyebabkan kerusakan listrik singkat - mirip dengan apa yang terjadi selama serangan epilepsi.

Dengan kata lain, dejavu bisa terjadi saat adanya tumpeng tindih ketika bagian otak Anda yang melacak peristiwa saat ini dan bagian otak Anda yang mengingat ingatan sama-sama aktif.

Jenis disfungsi otak ini umumnya tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika terjadi secara teratur.

Beberapa ahli percaya, bahwa jenis lain dari kerusakan otak dapat menyebabkan dejavu.

Ketika otak Anda menyerap informasi, biasanya ia mengikuti jalur tertentu dari penyimpanan memori jangka pendek ke penyimpanan memori jangka panjang.

Teori ini menunjukkan, bahwa terkadang, ingatan jangka pendek dapat mengambil jalan pintas ke penyimpanan memori jangka panjang.

Hal ini membuat Anda merasa seolah-olah otak sedang mengambil memori lama, daripada menyimpan sesuatu yang terjadi di detik terakhir.

Teori lain menawarkan penjelasan tentang pemrosesan memori yang tertunda.

Salah satu rute ini membawa informasi ke otak Anda sedikit lebih cepat daripada yang lain.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/09/02/203000823/dejavu-ketahui-3-kemungkinan-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke