KOMPAS.com - Satgas Cacar Monyet (Monkeypox) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengumumkan laporan terbaru kasus cacar monyet di Indonesia. Hingga saat ini, diketahui sudah ada satu kasus yang telah dikonfirmasi positif cacar monyet.
Menyusul data konfirmasi tersebut, dikatakan bahwa setidaknya ada 23 kasus yang masuk kategori suspek cacar monyet per 25 Agustus 2022.
"Sampai hari ini belum ada lagi yang terkonfirmasi tetapi mudah-mudahan dari 23 kasus tadi semuanya hasil PCR-nya semua negatif sehingga hanya satu kasus (konfrimasi cacar monyet) ini saja yang kita dapatkan," ujar Ketua Satgas Monkeypox (cacar monyet) PB IDI dr Hanny Nilasari, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV, dalam konferensi pers Satgas Monkeypox dan Covid-19 PB IDI, Jumat (16/8/2022).
Dia menyebut, pasien pertama cacar monyet dalam keadaan baik, dan tidak sakit berat. Akan tetapi, ia memiliki ruam di area wajah, telapak tangan, kaki dan sekitar alat genital.
Baca juga: Terinfeksi Cacar Monyet, Hindari Melakukan Hal Ini
"Kasus yang terkonfirmasi sampai saat ini masih dipantau ketat oleh Dinas Kesehatan Jakarta Pusat," terang Hanny.
"Berdasarkan informasi yang dirilis Kementerian Kesehatan dinyatakan bahwa saat ini pasien dalam kondisi yang cukup baik, dan pemantauan tetap dilakukan begitu juga dilakukan kontak tracing," sambung dia.
Dia mengungkapkan, gejala berupa lesi pada kasus suspek cacar monyet di Indonesia tidak secara kuat mengindikasikan cacar monyet.
Pasalnya, gejala yang ditemukan mirip dengan cacar air, atau infeksi kulit biasa akibat bakteri. Di antara banyaknya kasus yang terduga monkeypox, manifestasi klinisnya adalah infeksi kulit biasa yang lain termasuk karena infeksi virus cacar air, folikulitis atau bioderma yang juga disebut infeksi bakteri biasa.
Menurut dia, hal ini tidak mengindikasikan kondisi itu suatu kasus infeksi cacar monyet.
"Kita tahu bahwa dari 23 kasus supek memang belum pernah dilakukan penyisiran kasus, apakah lesi kulitnya itu betul-betul menyerupai lesi monkeypox yang klasik," ucap Hanny.
Adapun pasien pertama cacar monyet di Indonesia tengah melakukan isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: Fatalitas Cacar Monyet Tinggi atau Rendah, Tergantung Jenisnya
Dokter Hanny menuturkan ada pertimbangan khusus apabila pasien diindikasikan untuk dirawat menjalani isolasi mandiri.
"Tentunya sudah diperhitungkan risk and benefit-nya," imbuh dia.
Pematauan juga harus dilakukan sangat ketat sehingga kelainan yang dialami pasien tidak berat dan menjaga agar komplikasi tidak terjadi.
"Seperti yang kita tahu, transmisi monkeypox itu bisa melalui droplet atau dari percikan ludah terutama kontak erat yang langsung dengan kelainan kulit atau cairan tubuh. Seperti infeksi virus lainnya, bahwa benda-benda yang terkontaminasi bisa menjadi faktor transmisi," ungkap Hanny.