Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Ini yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Penyakit Mewabah

Kompas.com - 21/08/2022, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, mengumumkan temuan kasus cacar monyet pertama di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022). Kasus ini ditemukan pada pasien di Jakarta, yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

Dia menyebut, kasus pertama cacar monyet atau monkeypox dialami oleh seorang laki-laki yang baru pulang dari perjalanan luar negeri.

“Laki-laki ini baru pulang dari bepergian luar negeri yang termasuk dari 89 negara yang sudah melaporkan kasus cacar monyet saat ini,” ungkap Syahril dalam Konferensi Pers (Konpers) Kemenkes, seperti diberitakan Kompas.com edisi 20 Agustus 2022.

Baca juga: Waspada Cacar Monyet, Ketahui Arti Suspek, Konfirmasi, hingga Kontak Erat

Dokter Syahril menjelaskan, temuan kasus terkonfirmasi positif cacar monyet pertama di Indonesia ini merupakan temuan dari hasil deteksi dini yang dilakukan pasien.

Pasien itu, baru pulang dari negara yang termasuk dalam 89 negara dengan temuan kasus cacar monyet pada 8 Agustus 2022 lalu.

Mencegah wabah cacar monyet di Indonesia

Berkaitan dengan penemuan kasus cacar monyet pertama di Indonesia, Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman angkat bicara.

Menurutnya, potensi mewabahnya penyakit cacar monyet di Indonesia tetap ada. Namun, hal yang paling penting saat ini ialah mencegah virus cacar monyet menyebar ke populasi umum.

"Saat ini (cacar monyet) terdeteksi di kelompok yang berisiko (seperti) gay, biseksual atau pekerja seks misalnya," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/8/2022).

"Yang harus kita upayakan jangan sampai menyebar keluar dari kelompok itu. Termasuk di kelompok itu juga jangan menyebar," jelasnya.

Dicky menilai, upaya untuk mencegah cacar monyet mewabah di Indonesia ialah dengan melakukan respons secara cepat, tepat, dan kuat. Kemudian, isolasi karantina hingga strategi vaksinasi untuk kasus kontak dengan pasien kurang dari dua pekan perlu segera dilakukan.

"Salah satu yang juga penting adalah membangun strategi komunikasi risiko, supaya tidak terjadi stigma, supaya orang-orang yang terkontak atau terpapar mau terbuka karena kuncinya di situ," imbuhnya.

Baca juga: Kasus Pertama Cacar Monyet di Indonesia, Ini Kronologi hingga Gejala yang Dialami

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com