Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gejala Migrain, Penyebab, dan Faktor Risikonya

Kompas.com - 25/05/2022, 12:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang sering terjadi pada segala usia.

Migrain juga merupakan nyeri kepala primer yang banyak ditemukan baik di Eropa, Amerika, maupun Asia.

Berdasarkan studi populasi Balitbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, migrain memiliki prevalensi sebesar 22,4 persen di Indonesia.

Kondisi ini merupakan nyeri kepala tipe kronis dengan gejala keluhan yang sama berulang-ulang, menyerang usia produktif dan dapat menyebabkan terganggunya produktivitas kerja hingga 80 persen.

Baca juga: 5 Penyebab Migrain, Bisa Disebabkan oleh Makanan

Gejala migrain

Dokter Spesialis Akupuntur Klinik RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, dr Newanda Mochtar, Sp.Ak mengatakan, serangan nyeri kepala migrain sangat bersifat spesifik, paroksismal atau mendadak, dan terkadang dibarengi adanya kilatan cahaya di depan mata.

Perlu diingat bahwa tidak semua kondisi nyeri atau sakit kepala bisa disebut sebagai migrain.

Berikut beberapa tanda atau gejala nyeri atau sakit kepala yang bisa disebut dengan migrain:

- Kondisi migrain dinyatakan sebagai nyeri kepala berulang
- Nyeri kepala lebih dari lima kali
- Nyeri kepala dengan durasi 4-72 jam dengan karakteristik berdenyut
- Intensitas nyeri kepala sedang sampai berat
- Uniteral atau menyerang pada satu sisi
- Nyeri kepala tambah sakit dengan aktivitas fisik
- Nyeri kepala juga bisa disertai atau manifestasi mual
- Nyeri kepala disertai sensitif terhadap cahaya dan suara

Namun, kelompok studi nyeri kepala Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada tahun 2013 dan American Headache Society (AHS) menyebutkan tidak mengharuskan terdapatnya nyeri kepala berdenyut, nyeri kepala unilateral, dan ada tidaknya gejala dalam setiap serangan.

“Migrain hanya dapat diobservasi oleh dokter yang memeriksa Anda, baik sebelum maupun sesudah serangan (nyeri kepala),” jelasnya.

Hal ini dikarenakan, berdasarkan konsensus nasional Kelompok Studi Nyeri Kepala Perhimpunan Dokter Spesial Saraf Indonesia, nyeri kepala memiliki prevalensi sebesar 90 persen di Indonesia, dan jenis nyeri kepala ini beragam tidak hanya migrain.

Baca juga: Apa Bedanya Tension Headache, Migrain dan Cluster Headache? Ini Penjelasan Dokter Saraf

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com