Hailey Bieber Alami Penggumpalan Darah di Otak, Kondisi Apa Itu?

KOMPAS.com - Istri penyanyi Justin Bieber, Hailey Bieber, dikabarkan telah pulang dari rumah sakit usai dirawat karena mengalami penggumpalan darah di otak.

Model berusia 25 tahun itu disebut sempat dirawat di UGD rumah sakit di Palm Springs awal pekan ini. Hailey Bieber mengungkapkan hal tersebut melalui unggahan di Instagram Story akun pribadinya @haileybieber.

"Pada Kamis pagi, saya sedang sarapan dengan suami saya dan saya mulai mengalami gejala seperti stroke, lalu dibawa ke rumah sakit," tulis Hailey Bieber dilansir dari People seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/3/2022).

"Dokter bilang ada gumpalan darah yang sangat kecil di otak saya, yang menyebabkan sedikit kekurangan oksigen. Tetapi saya telah melewatinya dan saya pulih sepenuhnya dalam beberapa jam," lanjutnya.

Baca juga: Gejala Penggumpalan Darah, Bisa Terjadi di Ginjal hingga Otak

Lantas, apa itu penggumpalan darah di otak seperti yang dialami Hailey Bieber? Untuk menjawab hal ini, Kompas.com menghubungi Dokter Spesialis Saraf dari Primaya Evasari Hospital, dr Andira Larasari SpS.

Menurutnya, kondisi yang dialami oleh Hailey Bieber kemungkinan adalah Transient Ischemic Attack atau TIA, yaitu gejala stroke yang terjadi sementara dan pulih sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.

"Gejala tersebut terjadi karena berkurangnya atau hilangnya aliran darah ke otak, akibat sumbatan gumpalan darah di pembuluh darah otak," papar Andira, Selasa (15/3/2022).

Namun, jika gejala menetap lebih dari 24 jam atau terdapat gambaran gangguan otak pada pemeriksaan CT scan kepala atau MRI kepala, maka kondisi ini dapat disebut sebagai stroke.

Penyebab penggumpalan darah di otak

Kemudian, dr Andira memaparkan bahwa penggumpalan darah di otak bisa terjadi di pembuluh darah otak sendiri, atau juga bisa dari pembuluh darah besar lain seperti di leher atau jantung yang mengalir ke otak.

Sumbatan tersebut, kata dia, menyebabkan kurangnya aliran darah serta oksigen ke otak, sehingga fungsi otak berkurang lalu menimbulkan gejala stroke.

Adapun untuk gejala stroke menurut Kementerian Kesehatan dapat diingat dengan singkatan SEGERA KE RS, yakni:

• Senyum tidak simetris
• Gerak separuh anggota tubuh melemah
• Bicara pelo atau tidak bisa bicara, dan bicara tidak nyambung
• Kebas atau baal separuh tubuh
• Rabun atau pandangan kabur
• Sakit kepala hebat ataupun pusing berputar

Baca juga: 3 Jenis Stroke dan Gejalanya

Dia menambahkan, otak adalah salah satu organ yang sensitif terhadap kekurangan oksigen, maka apabila mendapati gejala stroke harus dilakukan penanganan medis sesegara mungkin.

Jika Anda mendapati orang di sekitar mengalami gejala ini, segera bawa pasien ke rumah sakit terdekat.

Pasalnya, periode emas adalah waktu yang sangat berharga untuk penanganan stroke, yaitu kurang dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul gejala.

Dokter Andira menyarankan, agar pasien dapat tiba di rumah sakit kurang dari 2 jam setelah gejala awal. Bila bisa mencapai rumah sakit dalam waktu tersebut, dokter akan memberikan obat untuk mencairkan gumpalan darah.

"Semua gejala tersebut terjadi secara mendadak dan tiba-tiba. Jangan menganggap remeh bila merasakan gejala atau tanda-tanda terserang stroke seperti di atas, jangan tunggu sampai menjadi parah segera berobat ke rumah sakit," pungkasnya.

Baca juga: Pasien Omicron di RSPI Sulianti Saroso Mengalami Penggumpalan Darah