Orang-orang dengan kerentanan predisposisi ini cenderung melihat bunuh diri menjadi suatu hal yang ringan atau sangat mudah untuk dilakukan.
Terlebih hanya dengan melihat, membaca atau menonton perilaku bunuh diri tersebut yang seolah merupakan hal yang biasa saja untuk dilakukan.
2. Deprivasi maternal
Indria melanjutkan, orang-orang berikutnya yang memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri adalah mereka yang memiliki masalah hubungan awal yang tidak harmonis atau deprivasi maternal.
Deprivasi maternal adalah suatu efek yang disebabkan karena terpisahnya anak dari sosok ibunya sejak bayi atau kecil.
"Anak yang mengalami deprivasi maternal ini karena kurangnya kasih sayang dari ibunya," kata dia.
Akan tetapi, bukan berarti setiap anak yang terpaksa berpisah dengan ibu kandungnya sejak bayi akan melakukan tindakan bunuh diri tersebut.
Sebab, bahkan seorang anak yang masih bersama dengan orang tuanya terutama ibunya, juga bisa mengalami deprivasi maternal jika tidak diberikan perhatian yang baik dalam pengasuhannya.
Baca juga: Depresi Bisa Memicu Bunuh Diri, Waspadai Gejalanya
3. Pernah mengalami trauma
Orang-orang yang berisiko melakukan tindakan bunuh diri berikutnya adalah mereka yang pernah mengalami suatu persoalan dan akhirnya memiliki trauma.
Indria menjelaskan, trauma yang dimiliki oleh seseorang bisa berasal dari berbagai persoalan dalam hidupnya.
"Kekerasan, bullying, trauma atau diskriminasi juga bisa membuat orang yang mengalami rentan terhadap gangguan jiwa, dan berisiko melakukan bunuh diri," ujarnya.
4. Mengalami tekanan hidup berat
Seperti yang disampaikan di atas, individu yang mengalami masalah psikologis berat atau gangguan jiwa, erat dengan depresi dan tindakan bunuh diri.
Pada umumnya psikologis berat itu terjadi akibat tekanan hidup berat yang seseorang jalani. Tekanan hidup untuk kategori berat dalam kehidupan setiap individu pasti berbeda-beda, tidak sama satu dan lainnya.
"Seseorang yang mengalami krisis berarti berada dalam kondisi stres yang sangat tinggi, situasi berisiko tinggi untuk bunuh diri, tidak dapat fokus atau berpikir terlalu jauh," jelasnya.
Baca juga: Video Viral Siswi SMA Mencoba Bunuh Diri karena Video Asusila Tersebar, Apa Dampaknya bagi Korban?