Abe menjelaskan, kasus-kasus semacam ini, akan menjadi persoalan sosial yang khas di masyarakat digital selama beberapa tahun belakangan maupun di masa mendatang.
"Itulah dilema sosial dalam kehidupan masyarakat serba media saat ini," ucapnya.
Dalam kasus di atas, menurut Abe, baik pekerja online maupun customer online, oleh platform teknologi algoritmik telah diposisikan "head to head" atau konfrontatif satu sama lain.
Dengan mengatasnamakan sistem obyektif berbasis algoritma melalui artificial intelligentnya, lanjutnya, korporasi platform digital bisa dengan mudah abai atau cuci tangan terhadap bentuk-bentuk kerentanan masyarakat semacam itu.
Dengan begitu, tidak ada ganti kerugian, baik pada pekerja online maupun konsumen online yang dilayaninya, dan semua risiko mesti ditanggung masing-masing pengguna aplikasi individual tersebut.
Baca juga: Depresi Bisa Dialami Semua Orang, Ini Bedanya dengan Emosi Sesaat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.