Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emosi Bisa Memicu Asma Kambuh, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 13/03/2021, 19:02 WIB
Dea Syifa Ananda,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Healthline


KOMPAS.com- Emosi memiliki pengaruh yang besar dan kuat pada perasaan sehari-hari. Namun jika anda memilik asma, anda harus berhati-hati karena emosi dapat memicu asma Anda kambuh.

Meskipun biasanya alergen yang menjadi pemicu utama gejala asma dan alergi, Anda mungkin mengalami gejala asma yang lebih parah atau serangan asma yang lebih sering jika Anda merasa stres, depresi, atau cemas.

Mengapa hal ini terjadi?

Menurut Allergy and Asthma Foundation of America (AAFA), emosi dan stres yang kuat dapat memengaruhi asma. 

AAFA mencatat bahwa depresi dan kecemasan ini dikaitkan dengan kurangnya kendali atas gejala asma Anda.

Baca juga: Waspadai, Tanda-tanda Asma Semakin Parah

 

Dilansir Healthline, Jumat (5/2/2021) dari tahun 2018 terdapat sebuah review  yang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gangguan alergi dan asma lebih cenderung mengalami depresi.

Hal ini juga terdapat pada penelitian lain. Sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2008 dalam jurnal International Journal of Child Health and Human Development merinci hubungan antara asma dan gangguan emosi, termasuk depresi berat dan gangguan kecemasan.

Para peneliti menunjukkan bahwa penting sekali melakukan perawatan komprehensif yang memperhatikan gangguan asma dan mood pasien.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa gangguan asma dan emosi memiliki patofisiologi yang sama. Ini berarti asma dan penyakit memiliki beberapa proses fisiologis yang sama pula.

Baca juga: Pakai Inhaler dan Stereoid untuk Redakan Asma Berisiko Tulang Rapuh

 

Perlu diketahui bahwa gangguan mood bukanlah satu-satunya faktor emosional yang mempengaruhi alergi asma ini. Ternyata, stres juga dinilai memengaruhi hal itu.

Kendati stres mungkin tidak memicu serangan asma alergi secara langsung, namun stres dapat membuat serangan asma lebih parah.

The American Institute of Stress mencatat bahwa orang yang sedang stres dan terpapar alergen dapat mengalami reaksi alergi yang lebih parah daripada orang yang tidak stres saat terpapar alergen.

Studi lama dari Psychoneuroendocrinology yang dipublikasikan pada tahun 2009, menunjukkan ketika peserta berada di bawah tekanan berat, ini bereaksi terhadap tes tusuk kulit dengan bintil (gatal-gatal) yang hasilnya 200 persen lebih besar daripada mereka yang tidak sedang stres.

Selain itu, emosi dan respons emosional lain di luar depresi, kecemasan, dan stres juga dapat memengaruhi asma alergi kambuh.

Baca juga: Badai Petir Bisa Memicu Serangan Asma yang Parah, Ini Penjelasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com