KOMPAS.com - Belakangan, banyak orang lebih sadar dan lebih peduli terhadap kesehatan jiwa.
Dilansir dari laman Infodatin Kesehatan Jiwa pusdatin.kemkes.go.id, menurut perhitungan beban penyakit tahun 2017, ada beberapa jenis gangguan jiwa yang diprediksi dialami oleh penduduk Indonesia.
Di antaranya adalah gangguan depresi, cemas, skizofrenia, bipolar, gangguan perilaku, autis, gangguan perilaku makan, cacat intelektual, dan ADHD.
Dalam perhitungan selama tiga dekade (1990-2017) ditemukan bahwa gangguan depresi menduduki urutan pertama yang dialami penduduk Indonesia.
Baca juga: Apa itu Eating Disorder, Gangguan yang Pernah Dialami Model Ilene INTM
Psikiater dr Jiemi Ardian SpKJ mengatakan, depresi dapat dialami oleh siapa saja dari berbagai kalangan.
"Dari data Kementerian Kesehatan, depresi dapat menyerang di seluruh populasi, termasuk mulai usia remaja," kata Jiemi kepada Kompas.com, Rabu (31/3/2021).
Dia menambahkan, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dengan responden riset dimulai dari usia 15 tahun menunjukkan, seseorang yang berusia 15 tahun sudah bisa mengalami kondisi depresi.
"Memang seiring bertambahnya usia, makin meningkat juga kemungkinan seseorang untuk mengalami depresi," imbuh dia.
Ada berbagai macam faktor yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami depresi. Di antaranya:
Kapan sebaiknya menemui ahlinya?
Dalam twitnya di akun @jiemiardian, Selasa (30/3/2021), psikiater yang bertugas di RS Siloam Bogor ini menuliskan kalimat berikut.
"'Ga usah lebay, semua orang pernah depresi', ini kalimat keliru. Semua orang pernah sedih, tapi ga semua orang pernah depresi. Semua orang pernah merasa down, terpuruk, tapi itu belum tentu depresi," tulisnya.
“Ga usah lebay, semua orang pernah depresi”, ini kalimat keliru
Semua orang pernah sedih, tapi ga semua orang pernah depresi
Semua orang pernah merasa down, terpuruk, tapi itu belum tentu depresi
— Jiemi Ardian (@jiemiardian) March 30, 2021
Depresi atau tidaknya seseorang hanya bisa didiagnosis oleh tenaga profesional kesehatan jiwa, seperti psikiater.
"Sebaiknya ketika kita merasakan perubahan perasaan yang berat dan menetap selama lebih dari dua minggu, itu sudah waktunya untuk mencari pertolongan profesional kesehatan jiwa," ungkapnya.
Ada 4 perilaku yang bisa dijadikan acuan untuk mengawasi kesehatan jiwa. Namanya 4D, yaitu: