Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi Bisa Dialami Semua Orang, Ini Bedanya dengan Emosi Sesaat

Kompas.com - 31/03/2021, 20:34 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan, banyak orang lebih sadar dan lebih peduli terhadap kesehatan jiwa.

Dilansir dari laman Infodatin Kesehatan Jiwa pusdatin.kemkes.go.id, menurut perhitungan beban penyakit tahun 2017, ada beberapa jenis gangguan jiwa yang diprediksi dialami oleh penduduk Indonesia.

Di antaranya adalah gangguan depresi, cemas, skizofrenia, bipolar, gangguan perilaku, autis, gangguan perilaku makan, cacat intelektual, dan ADHD.

Dalam perhitungan selama tiga dekade (1990-2017) ditemukan bahwa gangguan depresi menduduki urutan pertama yang dialami penduduk Indonesia.

Baca juga: Apa itu Eating Disorder, Gangguan yang Pernah Dialami Model Ilene INTM

Psikiater dr Jiemi Ardian SpKJ mengatakan, depresi dapat dialami oleh siapa saja dari berbagai kalangan.

10 daftar gangguan mental di Indonesia dalam 3 dekade terakhir. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan, gangguan depresi sudah mulai terjadi seja rentang usia remaja (15-24 tahun), dengan prevalensi 6,2 persen. Semakin bertambah usia, prevalensi meningkat.InfoDatin Kesehatan Jiwa / pusdatin.kemkes.go.id 10 daftar gangguan mental di Indonesia dalam 3 dekade terakhir. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan, gangguan depresi sudah mulai terjadi seja rentang usia remaja (15-24 tahun), dengan prevalensi 6,2 persen. Semakin bertambah usia, prevalensi meningkat.

"Dari data Kementerian Kesehatan, depresi dapat menyerang di seluruh populasi, termasuk mulai usia remaja," kata Jiemi kepada Kompas.com, Rabu (31/3/2021).

Dia menambahkan, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dengan responden riset dimulai dari usia 15 tahun menunjukkan, seseorang yang berusia 15 tahun sudah bisa mengalami kondisi depresi.

"Memang seiring bertambahnya usia, makin meningkat juga kemungkinan seseorang untuk mengalami depresi," imbuh dia.

Faktor risiko

Ada berbagai macam faktor yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami depresi. Di antaranya:

  • Faktor biologis atau genetik
  • Kerentanan biologis tubuh tertentu, misalnya karena penyakit kronis.
  • Faktor psikososial, misalnya tidak ada support system, lingkungan yang tidak mendukung, atau pemicu stress yang besar
  • Faktor psikologis, seperti proses berpikir, kemampuan dalam menghadapi pemicu stress, hingga kemampuan regulasi emosi

Kapan sebaiknya menemui ahlinya?

Dalam twitnya di akun @jiemiardian, Selasa (30/3/2021), psikiater yang bertugas di RS Siloam Bogor ini menuliskan kalimat berikut.

"'Ga usah lebay, semua orang pernah depresi', ini kalimat keliru. Semua orang pernah sedih, tapi ga semua orang pernah depresi. Semua orang pernah merasa down, terpuruk, tapi itu belum tentu depresi," tulisnya.

Depresi atau tidaknya seseorang hanya bisa didiagnosis oleh tenaga profesional kesehatan jiwa, seperti psikiater.

"Sebaiknya ketika kita merasakan perubahan perasaan yang berat dan menetap selama lebih dari dua minggu, itu sudah waktunya untuk mencari pertolongan profesional kesehatan jiwa," ungkapnya.

Ilustrasi depresiShutterstock Ilustrasi depresi

Ada 4 perilaku yang bisa dijadikan acuan untuk mengawasi kesehatan jiwa. Namanya 4D, yaitu:

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com