Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral di Tiktok Bahaya Rumput Fatimah bagi Ibu Hamil, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 31/03/2021, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumput fatimah menjadi tanaman yang sedang viral di sosial media, karena diduga menyebabkan janin meninggal di dalam perut ibunya.

Rumput fatimah adalah tanaman herbal yang banyak dikonsumsi masyarakat, khususnya wanita hamil, sebagai minuman yang kabarnya berkhasiat memperlancar persalinan.

Namun, tidak demikian menurut akun Tiktok @infobumildansikecil yang banyak memberikan edukasi mengenai kesehatan ibu hamil dan anak-anak.

Baca juga: Bahaya Rumput Fatimah untuk Melancarkan Persalinan

"Janin meninggal akibat rumput fatimah," dikutip Kompas.com dari akun Tiktok @infobumildansikecil.

Akun tersebut juga menuliskan, bahwa janin itu dinyatakan meninggal karena sudah tidak ada lagi detak jantungnya.

"Detak jantung janin negatif dan ibu mengalami syok akibat pendarahan," tulis mereka.

"Pasien harus langsung dioperasi karena rumput fatimah, dirawat di ICU selama 7 hari menghabiskan 20 kantong darah," tambahnya.

Ibu hamil tersebut harus dioperasi dan mengalami pendarahan karena rahimnya pecah.

Sebenarnya apa manfaat konsumsi rumput fatimah? Benarkah dapat mempermudah proses persalinan pada ibu hamil atau justru berbahaya, seperti yang viral disebut di akun sosial media Tiktok itu? 

Menjawab persoalan itu, Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR (Cand) Dr Inggrid Tania MSi mengatakan, memang benar bahwa sejak zaman dahulu rumput fatimah dipergunakan untuk memperlancar persalinan.

Menurut dia, memang itu sudah kebiasaan dari masyarakat Melayu, seperti masyarakat di sekitar wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Malaysia.

"Tapi memang kita belum tahu sebenarnya itu aman atau tidak," kata Inggrid kepada Kompas.com, Rabu (31/3/2021).

Tanaman rumput fatimah sendiri, hingga saat ini belum ada kajian atau penelitian yang sah. Penelitian mengenai tanaman ini baru sebatas pada hewan.

Sehingga, para ahli belum mengetahui dosis dan cara kelola yang aman terkait tanaman keluarga Primulaceace dan marga Labisia ini.

"Juga kita belum tahu dosis amannya seperti apa, karena belum diteliti. Cara mengolahnya yang aman bagaimana, supaya tidak terlarut zat-zat toksiknya (racun)," ujarnya.

Baca juga: Mikroplastik Ditemukan dalam Plasenta Ibu Hamil, Kok Bisa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com