Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transmisi Lokal Omicron di Indonesia, Epidemiolog Sebut Berpotensi Picu Gelombang Ketiga saat Nataru

Kompas.com - 30/12/2021, 08:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satu kasus transmisi lokal Omicron terdeteksi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh mobilitas, yang dikhawatirkan, dengan penularan varian Omicron yang sangat cepat dapat memicu gelombang ketiga Covid-19 di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kekhawatiran akan lonjakan kasus Covid-19 di penghujung libur Nataru, telah diketahui sejak beberapa bulan lalu. Kendati demikian, kekhawatiran akan potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19 tersebut bukan tanpa alasan.

Sebab, saat libur Natal dan Tahun Baru, telah diprediksikan akan terjadi lonjakan mobilitas atau pergerakan di masyarakat ketika ingin berwisata, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Tidak hanya itu, ketika banyak orang berwisata ke suatu tempat atau kawasan, maka ada juga peluang terjadinya keramaian dan kerumunan yang memaksa sulitnya menjaga jarak aman antar individu minimal 1,8-2,0 meter untuk menghindari terpapar virus corona saat berhadapan atau berpapasan dengan orang lain.

Dengan adanya peningkatan mobilitas tersebut, maka peluang risiko penularan infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 juga semakin besar terjadi di masyarakat.

Risiko penularan yang tinggi itu sudah ada bahkan dari virus galur asli yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China. 

Baca juga: Pasien Omicron Transmisi Lokal Sempat Makan di SCBD, Apa yang Harus Dilakukan Jika Berkontak Langsung?

 

Kemudian, dengan adanya varian baru B.1.1.529, yang bahkan telah ditemukan transmisi lokal Omicron di Indonesia ini akan semakin meningkatkan potensi gelombang ketiga terjadi.

Seperti diketahui, Covid varian Omicron memiliki kemampuan menular lebih cepat yakni 5 kali lipat atau 100 persen dibandingkan dengan virus pertama tersebut menjadikan peluang semakin banyak orang terinfeksi.

Terlebih apabila mobilitas tidak dibatasi, banyaknya kerumunan, serta tidak menjalankan protokol kesehatan yang lainnya.

Sementara, varian Delta yang memiliki kemampuan 100 persen lebih menular dibandingkan virus galur asli Wuhan telah menyebabkan terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19 di Indonesia pada pertengahan 2021 lalu.

Potensi gelombang ketiga akibat Omicron di Indonesia

Menanggapi potensi gelombang ketiga akibat transmisi penularan varian Omicron itu, epidemiolog di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, saat ini kondisi Indonesia sebenarnya sudah jauh lebih baik karena cakupan vaksinasi Covid-19 sudah semakin banyak yang memenuhi dosis lengkap.

Baca juga: Kasus Omicron Transmisi Lokal di Jakarta, Datang dari Medan dan Tak Ada Riwayat ke Luar Negeri

Ilustrasi varian Omicron. Studi menemukan masa inkubasi varian Omicron hanya 3 hari.SHUTTERSTOCK/Naeblys Ilustrasi varian Omicron. Studi menemukan masa inkubasi varian Omicron hanya 3 hari.

Artinya, kata Dicky, setiap individu yang sudah divaksinasi jika masih dalam masa 6 bulan sampai 1 tahun, kemungkinan besar titer antibodi penetral virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini masih ada.

Bahkan, masih berfungsi membantu melawan beberapa varian yang muncul akibat mutasi virus yang terjadi, termasuk varian Omicron.

"Kalau bicara potensi gelombang ketiga iya (ada), tapi sekali lagi saya sampaikan ini (level gelombang ketiganya) moderate, sejauh ini meskipun dengan (kasus penularan) Omicron sekalipun," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (28/12/2021).

"Moderate ini artinya ya tidak akan seburuk ketika (kasus penularan varian baru) Delta, tapi ya tetap berdampak kalau kita membiarkan orang-orang terinfeksi, karena ada potensi long Covid," tambahnya.

Jika dengan menganggap potensi gelombang ketiga akibat penularan Covid varian Omicron ini moderate dan banyak pihak membiarkan saja infeksi ini terjadi, Dicky mengatakan, untuk jangan melupakan bahwa tetap ada risiko long Covid akibat infeksi tersebut.

Baca juga: Ditemukan Transmisi Lokal Omicron di Indonesia, Apakah Vaksinasi Booster Akan Segera Dilakukan?

Sehingga, nantinya infeksi yang terjadi ini akan sangat memberatkan bagi kelompok masyarakat yang berisiko tinggi atau rentan.

Oleh karena itu, semua pihak dan individu masyarakat diminta untuk tetap mempertahankan menjaga atau patuh protokol kesehatan 5M beserta vaksinasi.

5M adalah singkatan dari memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak aman minimal 1,8-2,0 meter, menghindari kerumunan dan keramaian, serta membatasi mobilitas atau pergerakan.

Serta, pemerintah dan pihak-pihak berwenang diminta untuk terus melaksanakan dengan ketat 3T, yakni testing (tes), tracing (penelusuran), dan treatment (perawatan).

"Harus dicegah dengan cara dengan cara apa? Ya kembali ke 5M dan vaksinasi. Juga pada kasus-kasus seperti ini, 3T-nya harus benar-benar diperkuat," tegas Dicky menanggapi transmisi lokal Omicron di Indonesia yang bisa memicu gelombang ketiga Covid-19.

Baca juga: Kasus Omicron Melonjak di Banyak Negara, WHO Peringatkan Fasilitas Kesehatan Bisa Kolaps

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com