Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Jangan Lewatkan Puncak Hujan Meteor Phoenicid Malam Ini, Capai 74 Meteor per Jam

Kompas.com - 06/12/2021, 19:15 WIB

KOMPAS.com - Sembari menemani aktivitas Anda malam hari ini, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan fenomena puncak hujan meteor Phoenicid, karena bisa mencapai 100 meteor per jam.

Phoenicid adalah hujan meteor minor yang titik radian atau titik asal kemunculan meteornya berada di konstelasi Phoenix dekat bintang Alfa Eridani (Achernar) konstelasi Eridanus.

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin mengatakan, hujan metor ini ini bersumber dari sisa debu Komet 289P/Blanpain yang mengorbit Matahari selama 5,18 tahun.

Baca juga: Fenomena Langit Desember 2021: Super New Moon dan 7 Puncak Hujan Meteor

Andi menjelaskan, untuk dapat mengamatinya Anda bisa melihatnya sejak awal senja bahari atau sekitar 20 menit setelah terbenam Matahari.

Hujan meteor Phoenicid masih dapat disaksikan sampai keesokan hari pukul 02.15 waktu setempat dari arah Tenggara hingga Barat Daya.

Menurut Andi, puncak hujan meteor Phoenicid ini sangat sayang untuk dilewatkan, karena intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia berkisar 51 meteor per jam di Sabang, hingga 74 meteor per jam di Pulau Rote

"Hal ini dikarenakan titik radian berkulminasi pada ketinggian 31°-48° arah selatan, sedangkan intensitas hujan meteor saat di zenit sebesar 100 meteor/jam," kata Andi kepada Kompas.com, Selasa (30/12/2021).

Namun, untuk dapat menyaksikan puncak hujan meteor ini dengan baik, Anda harus memastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya di sekitar medan pandang. 

Hal ini dikarenakan, intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100 persen minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle.

Untuk diketahui, skala Bortle adalah skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya, semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul.

Baca juga: Viral Foto Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Apa Itu Meteor dan Hujan Meteor?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik untuk Minum Teh Hijau?

Kapan Waktu Terbaik untuk Minum Teh Hijau?

Oh Begitu
Apakah Kuda Bisa Kawin dengan Zebra?

Apakah Kuda Bisa Kawin dengan Zebra?

Oh Begitu
ChatGPT dan Runtuhnya Hegemoni Perguruan Tinggi

ChatGPT dan Runtuhnya Hegemoni Perguruan Tinggi

Fenomena
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Nangka?

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Nangka?

Kita
Kapan Usia Anak Siap Berpuasa?

Kapan Usia Anak Siap Berpuasa?

Kita
5 Cara Mengurangi Nafsu Makan Secara Alami Menurut Sains

5 Cara Mengurangi Nafsu Makan Secara Alami Menurut Sains

Oh Begitu
Bagaimana Cara Ular Menelan Hewan yang Sangat Besar?

Bagaimana Cara Ular Menelan Hewan yang Sangat Besar?

Oh Begitu
Kenapa Orang Sangat Senang Bergosip?

Kenapa Orang Sangat Senang Bergosip?

Oh Begitu
6 Manfaat Telur Rebus untuk Kesehatan dan Kandungan Gizinya

6 Manfaat Telur Rebus untuk Kesehatan dan Kandungan Gizinya

Oh Begitu
Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Oh Begitu
Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Fenomena
Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Oh Begitu
Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Oh Begitu
Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Oh Begitu
Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+