Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Varian Omicron Butuh Waktu Berminggu-minggu untuk Dipecahkan

Kompas.com - 02/12/2021, 16:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber AP News

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan peneliti di seluruh dunia sedang memusatkan perhatian untuk menyelidiki varian baru Omicron. Kemungkinan butuh waktu berminggu-minggu untuk memahaminya.

Varian baru Omicron (B.1.1.529) pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada Rabu, 24 November 2021.

Dua hari kemudian, WHO langsung memasukkan Omicron ke kategori variant of concern, melewati variant of interest, karena diyakini varian ini bisa menyebarkan virus jauh lebih cepat dibanding varian lain.

Terbukti, baru sepekan nyatanya ada 23 negara yang sudah melaporkan kasus Omicron. Daftar ini diyakini WHO akan bertambah panjang.

Baca juga: WHO: Dunia Ciptakan Ladang Subur Bagi Varian Baru Seperti Omicron Berkembang

Banyak hal terkait Omicron yang belum terungkap, seperti seberapa cepat varian ini lebih menular jika dibanding varian Delta, apakah Omicron membuat orang lebih sakit, apakah Omicron kebal vaksin atau bisa menginfeksi ulang para penyintas covid, dan sebagainya.

Dikutip dari AP News, Rabu (1/12/2021), para ilmuwan mengaku baru menemukan sedikit bukti tentang varian ini. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan itu dibutuhkan waktu sedikit lebih lama.

Para ilmuwan mengatakan mungkin diperlukan dua hingga empat minggu untuk mendapatkan beberapa jawaban penting.

"Ada cukup ketakutan di kalangan para ahli kesehatan," ungkap Trevor Bedford yang mempelajari evolusi virus corona di Fred Hutchinson Cancer Research Center.

Bedford berkata, Omicron mungkin tidak seburuk yang kita bayangkan. Namun meningkatkan kewaspadaan terhadap Omicron adalah respons yang tepat saat ini.

Mengapa kita perlu khawatir?

Banyak ahli mengkhawatirkan Omicron karena varian ini terbukti memiliki lebih banyak mutasi dibanding varian lain.

Setidaknya ada lebih dari 30 mutasi di protein spike, bagian penting dari virus corona yang memungkinkan virus menempel ke sel manusia.

Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo mengatakan, sebenarnya jumlah mutasi yang ditemukan di protein spike varian Omicron ada 32, sementara pada varian Delta mutasi di protein spike ada 8.

Mutasi yang banyak pada spike protein ini dianggap mengkhawatirkan, karena protein spike adalah bagian dari virus yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid-19.

Para ilmuwan mengenali beberapa mutasi dari varian sebelumnya yang lebih menular atau sedikit resisten terhadap vaksinasi. Tetapi mereka belum pernah melihat konstelasi perubahan khusus ini.

"Sebagian besar mutasi virus ini sangat unik,” kata Dr. William Moss dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com