KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, dunia telah menciptakan kondisi beracun untuk varian Covid-19 baru seperti Omicron untuk muncul dan menyebar dengan cepat.
WHO menjelaskan, cakupan vaksinasi yang rendah di semua negara, ditambah tes yang sangat rendah untuk melacak virus dan masyarakat yang abai protokol kesehatan, menjadikan dunia sebagai ladang subur bagi virus untuk berkembang biak.
Badan kesehatan PBB itu menekankan, langkah-langkah menghentikan varian Delta yang dominan secara global otomatis akan menghambat Omicron.
"Kita perlu menggunakan alat yang sudah kita miliki untuk mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa dari Delta. Dan jika kita melakukannya, kita juga akan mencegah penularan dan menyelamatkan nyawa dari Omicron," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, Rabu (1/12/2021).
Baca juga: Varian Omicron Terdeteksi dalam Limbah di Spanyol, Ini Penjelasannya
WHO menambahkan, jika negara dan individu tidak melakukan apa yang perlu dilakukan untuk menghentikan transmisi Delta, penyebaran varian Omicron juga tidak akan berhenti.
"Secara global, cakupan vaksin dan test banyak negara sangat rendah. Kondisi ini mendorong pembiakan dan memperbanyak varian," kata WHO dikutip dari AFP, Rabu (1/12/2021).
"Itulah mengapa kami terus mendesak negara-negara untuk memastikan akses yang adil ke vaksin, tes, dan terapi di seluruh dunia."
Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November, sedangkan kasus pertama yang dikonfirmasi laboratorium diidentifikasi dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November.
Pada Selasa (30/11/2021), Belanda melaporkan temuan Omicron dalam dua sampel yang diambil pada 19 dan 23 November. Seorang yang terpapar Omicron baru saja melakukan perjalanan ke Afrika selatan dan yang lainnya tidak memiliki riwayat perjalanan.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO mengatakan, tanggal berapa Omicron pertama kali dideteksi mungkin dapat berubah karena ada tumpukan urutan kasus yang terjadi pada November.
Tedros mengatakan, WHO menanggapi kemunculan Omicron sangat serius. Namun, di sisi lain, dia mengingatkan, mutasi virus seharusnya tidak mengejutkan kita karena ini adalah hal yang wajar.
"Selama kita menciptakan kondisi yang menguntungkan virus, virus akan terus bermutasi dan menyebar," ungkap Tedros.
Tedros mengatakan, Omicron ada di setidaknya 23 negara, dan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Van Kerkhove mengatakan, WHO belum mengetahui adanya kematian yang terkait dengan Omicron.
WHO mengatakan perlu beberapa minggu untuk menyelesaikan studi Omicron untuk melihat apakah ada perubahan dalam penularan, tingkat keparahan atau implikasi untuk vaksin, tes, dan perawatan Covid.