Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komet Terbesar yang Pernah Ditemukan Ungkap Bahan Pembentuk Komet

Kompas.com - 01/12/2021, 07:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG

Sejauh ini, pada jarak 100 km, komet BB adalah komet terbesar yang pernah ditemukan, berada lebih jauh dari Matahari daripada planet Uranus.

Selama ini, kebanyakan komet berada sekitar 1 km atau lebih dan lebih dekat ke matahari ketika mereka ditemukan.

Farnham dan timnya menggabungkan ribuan gambar komet BB yang dikumpulkan Transient Exoplanet Survey Satellite (TESS) dari tahun 2018 hingga 2020.

Dengan menyusun gambar-gambar tersebut, Farnham mampu meningkatkan kontras dan mendapatkan tampilan komet BB yang lebih jelas. Namun, karena komet terus bergerak, ia pun harus melapisi gambar agar komet BB tepat sejajar di setiap bingkai.

Teknik tersebut menghilangkan bintik-bintik yang salah dari bidikan objek sambil memperkuat gambar komet, yang memungkinkan peneliti untuk melihat cahaya kabur dari debu di sekitar BB, bukti bahwa komet ini mengalami coma dan aktif.

Selanjutnya, untuk memastikan coma tidak kabur akibat penyusunan gambar, tim astronom mengulangi teknik ini dengan gambar objek tidak aktif dari sabuk Kuiper.

Baca juga: Studi Sebut Komet yang Tabrak Bumi Bantu Memicu Lahirnya Peradaban

 

Sabuk Kuiper adalah wilayah yang lebih jauh dari matahari daripada komet BB di mana puing-puing es dari tata surya awal berlimpah.

Ketika objek-objek itu tampak tajam, tanpa blur, para peneliti yakin bahwa cahaya redup di sekitar komet BB sebenarnya adalah coma aktif.

Ukuran komet BB dan jaraknya dari matahari menunjukkan bahwa es yang menguap yang membentuk koma didominasi oleh karbon monoksida.

Karena karbon monoksida mungkin mulai menguap saat jaraknya lima kali lebih jauh dari matahari dibandingkan komet BB ketika ditemukan, kemungkinan komet terbesar ini sudah aktif jauh sebelum diamati.

"Kami membuat asumsi bahwa komet BB mungkin aktif lebih jauh, tetapi kami tidak melihatnya sebelum ini," kata Farnham.

Menurut Farnham, kemampuan untuk mengamati proses seperti pembentukan coma komet lebih jauh dari sebelumnya, akan membuka pintu baru yang menarik bagi para astronom.

Baca juga: Komet Neowise Hanya Bisa Dilihat Sekali Seumur Hidup, Benarkah Ekornya Terbelah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com