Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Komet yang Tabrak Bumi Bantu Memicu Lahirnya Peradaban

Kompas.com - 25/06/2021, 18:29 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian dari University of Edinburgh mengungkapkan, kalau komet yang menabrak bumi 13.000 tahun lalu menjadi pemicu dari peradaban manusia di planet ini.

Kesimpulan ini diambil berdasarkan pada pecahan-pecahan komet yang telah dianalisis oleh peneliti dari empat benua, terutama Amerika Utara dan Greenland.

Dalam studi tersebut, peneliti menyoroti tingkat kelebihan platinum, tanda-tanda lelehan material pada suhu yang sangat tinggi dan deteksi nanodiamond yang diketahui ada di dalam komet serta terbentuk selama ledakan energi tinggi. Dan semua bukti ini sangat mendukung teori dampak komet itu.

Baca juga: Ledakan Komet Diduga Jadi Penyebab Hancurnya Desa Kuno di Suriah

Mengutip Science Daily, Jumat (25/6/2021) tubrukan komet itu kemungkinan juga menjadi peristiwa kosmik yang paling menghancurkan sejak kepunahan dinosaurus.

Analisis peneliti menunjukkan kalau tubrukan komet itu terjadi sebelum dimulainya periode Neolitik di Asia Barat. Selama waktu itu manusia diwilayah yang tersebut merupakan pemburu-pengumpul.

Namun setelah itu, terjadi peralihan gaya hidup menjadi pertanian dan membuat pemukiman permanen.

Hal tersebut menunjukkan, jika ada perubahan besar dalam cara masyarakat manusia mengatur diri mereka sendiri.

Satu peradaban di wilayah Asia barat bahkan mengabadikan tabrakan tersebut. Martin Sweatman, penulis studi ini menyebut jika bencana kosmik ini tercatat di pilar batu raksasa Gobekli Tepe, yang kemungkinan merupakan kuil pertama di dunia di Asia Barat Daya.

Baca juga: Jika Jupiter Lemparkan Komet ke Bumi, Kita Punah seperti Dinosaurus

Diperkirakan bahwa serangan komet - yang dikenal sebagai dampak Dryas Muda - juga memusnahkan banyak spesies hewan besar dan mengantarkan zaman es mini yang berlangsung lebih dari 1.000 tahun.

Lebih lanjut, tim peneliti menyebut perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana tubrukan itu memengaruhi iklim global dan populasi manusia atau kepunahan hewan.

Temuan dipublikasikan di jurnal Earth-Science Review.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com