Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2024, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Untuk menemukan kehidupan di planet yang jauh dari Bumi, para astronom perlu mencari titik-titik warna ungu.

Penelitian baru telah mengungkap sinyal cahaya yang mungkin datang dari planet yang kekurangan oksigen dan sinar matahari, yang mungkin datang dari exoplanet yang telah ditemukan sejauh ini.

Di Bumi, sinyal warna yang dominan bagi kehidupan adalah hijau, berkat bakteri dan tumbuhan yang menggunakan klorofil hijau untuk mengubah sinar matahari menjadi energi.

Namun, di planet yang mengorbit bintang yang lebih kecil dan lebih redup, organisme akan lebih mungkin untuk berkembang jika mereka dapat menjalankan metabolisme mereka pada cahaya inframerah yang tidak terlihat.

Bakteri bertenaga inframerah terdapat di banyak tempat di Bumi, terutama di tempat yang tidak dapat ditembus sinar matahari, seperti rawa keruh atau lubang hidrotermal di laut dalam.

Baca juga: NASA Ungkap Konsep Cryobot, Wahana Pemburu Alien

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di Jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, Lígia Fonseca Coelho, ahli astrobiologi di Cornell University, mengembangkan sampel bakteri ini, mengukur panjang gelombang cahaya yang dipantulkannya, dan melakukan simulasi tanda-tanda kehidupan di berbagai "dunia" yang sangat jauh.

Menurut Coelho dan rekan-rekan penelitinya, teleskop seperti Extremely Large Telescope, yang sedang dibangun di Chile, dan Habitable Worlds Observatory, yang masih dalam tahap perencanaan, akan mampu mencari spektrum cahaya ini.

Ungu adalah hijau yang baru

Bakteri ungu termasuk dalam filum yang disebut Pseudomonadota, dan mereka tumbuh subur di lingkungan rendah oksigen.

Coelho dan rekan-rekannya menumbuhkan 20 spesies bakteri ungu penghasil belerang dan 20 spesies bakteri ungu non-penghasil belerang. Mereka mengumpulkan spesies ini dari berbagai lingkungan, termasuk koloni laboratorium yang sudah ada sebelumnya; perairan dekat Cape Cod, Massachusetts; dan sebuah kolam di kampus Cornell di bagian utara New York.

Bakteri ini sebenarnya mengandung banyak pigmen warna-warni selain ungu, termasuk karotenoid oranye dan merah.

Baca juga: Bumi Lebih Menarik bagi Alien Saat Zaman Dinosaurus, Kenapa Begitu?

Setelah menentukan panjang gelombang cahaya yang dipantulkan paling kuat oleh bakteri ini, para peneliti mensimulasikan bagaimana panjang gelombang tersebut akan terlihat berasal dari berbagai planet ekstrasurya yang potensial.

Para peneliti mengatakan, model yang mereka buat menunjukkan bahwa, bergantung pada cakupan permukaan biota dan cakupan awan, berbagai macam planet terestrial dapat menunjukkan tanda-tanda biopigmen permukaan bakteri berwarna ungu.

Meskipun tidak diketahui apakah kehidupan, atau bakteri ungu, dapat berevolusi di dunia lain, warna ungu mungkin merupakan warna hijau baru dalam pencarian kehidupan di permukaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com