Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2021, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para orangtua diminta untuk melengkapi imunisasi dasar anak-anaknya, sebelum pemberian vaksin Covid-19.

Hal ini disampaikan oleh Executive Director International Paediatrics Association (IPA) & President Asia Pacific Paediatric Association (APPA), Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) dalam Media Briefing: Dukungan Multisektoral untuk Kejar Imunisasi, Senin (29/11/2021).

"Kita mau imunisasi rutin didahulukan, baru nanti diimunisasi Covid-19," kata Aman.

Baca juga: Rentan Jadi Agen Penularan, Ini Pentingnya Vaksin Influenza bagi Anak-anak

Menurut Aman, pernyatakan tersebut bukan tanpa alasan, dan merupakan masukan yang perlu dipertimbangkan, serta akan disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ia mengingatkan, mengabaikan imunisasi rutin pada anak berisiko memicu kejadian luar biasa (KLB) di masa depan.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua UMUM Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) dalam kesempatan yang sama.

Piprim mengatakan, jangan sampai karena kita memburu vaksin Covid-19, tetapi justru orangtua melupakan vaksin penting yang harusnya diberikan untuk anak-anaknya.

"Jangan sampai kita lupakan bahwa karena kita memburu vaksin Covid-19, vaksin penting rutinnya justru terabaikan," ujarnya.

Ia menambahkan, ketika vaksinasi sudah menjadi program pemerintah, maka penyakit yang dicegah merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kecatatan ataupun kematian bagi anak-anak.

Sebagian besar vaksinasi atau imunisasi wajib untuk anak-anak bertujuan untuk menghindari penyakit penyebab kecatatan itu, yang telah terjadi dan terbukti secara ilmiah di tahun-tahun sebelumnya.

"Covid-19 itu kan memang sangat menular, cuma pada anak kan case fatality-nya termasuk rendah, tetapi dibandingkan dengan difteri, seperti campak, polio ini justru sebetulnya jauh lebih berbahaya," tegasnya.

Diakui Piprim, memang penularan penyakit seperti difteri, campak, rubela ataupun polio itu tidak seheboh infeksi Covid-19 yang bisa menjadi pandemi seperti saat ini.

Baca juga: Penemuan Vaksin Rabies yang Selamatkan Seorang Anak dari Gigitan Anjing Gila

Akan tetapi, kalau kita hanya berkonsentrasi pada vaksinasi Covid-19, dan abai dengan vaksinasi rutin, maka bukan tak mungkin ini akan menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) lainnya yang seharusnya sudah bisa dikendalikan, karena sudah ada vaksin untuk mencegahnya.

"Kalau imunisasi dasar turun di bawah 60 persen saja, penyakit yang tadinya terkendali bisa bermunculan lagi," jelasnya.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI, cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional sampai dengan Oktober 2021, baru mencapai 56,5 persen dari target 78 persen populasi sasaran.

Adapun provinsi yang mendekati target tersebut adalah Bengkulu, Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Bangka Belitung.

Imunisasi dasar lengkap pada usia anak di antaranya Hepatitis B, BCG, Polio, dan DPT.

"Lengkapi dulu vaksinasi rutin, dan kemudian juga vaksinasi Covid-19. Jadi istilahnya semuanya, jangan hanya vaksinasi Covid-19," tegasnya.

Baca juga: Syarat Vaksin Covid-19 untuk Anak 6 Tahun ke Atas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com