KOMPAS.com - Pada tahun 1885, seorang anak berusia 9 tahun di Alsace, Perancis mengalami gigitan anjing gila. Rabies menjadi penyakit yang menakutkan di Eropa, hingga akhirnya penemuan vaksin rabies pun membawa harapan baru untuk melawan penyakit ini.
Saat itu, anak bernama Joseph Meister yang mengalami gigitan anjing gila atau terinfeksi rabies, dirawat oleh tiga ahli asal Paris untuk menyembuhkan penyakitnya.
Dua dari pria tersebut merupakan ahli di bidang medis, sedangkan satu pria lagi merupakan ahli terapi bernama Louis Pasteur seperti dilansir dari The Scientist, Rabu (1/6/2016).
Pasteur adalah seorang ahli kimia dan mikrobiologi Perancis di mana beberapa karyanya telah menjadi penemuan yang mengubah dunia. Dia membuktikan bahwa mikroba dapat menyebabkan penyakit.
Di masa sekarang, Louis Pasteur dikenal sebagai penemu vaksin antraks dan rabies, serta menciptakan proses pasteurisasi.
Meskipun relatif jarang, pada saat itu rabies atau hidrofobia merupakan momok menakutkan bagi masyarakat di Eropa. Pasalnya, seseorang yang digigit anjing gila akan mengeluarkan busa dari mulutnya sebelum akhirnya meninggal.
Masa inkubasi virus rabies yang cukup lama pun menarik perhatian Pasteur untuk menemukan vaksin jenis baru saat itu.
Baca juga: Sejarah Difteri dan Penemuan Vaksin yang Selamatkan Jutaan Anak di Dunia
Dilansir dari Live Science, Jumat (31/1/2014) pada tahun 1879, Pasteur memulai penelitian vaksin rabies pada kolera ayam. Dia meyakini bahwa telah berhasil mengisolasi patogen penyebab kolera pada ayam.
Selama pengujian, Pasteur menyuruh muridnya untuk menyuntik unggas yang berbeda pada waktu tertentu, dan meninggalkan sementara penelitiannya. Setelah itu, sejumlah patogen kolera secara tidak sengaja dibiarkan mengering.
Mengejutkannya adalah, para muridnya menemukan, bahwa ayam yang diberi patogen yang telah rusak itu justru tidak terkena kolera.
Penasaran, saat Pasteur kembali, dia menyuntikkan ayam-ayam yang sehat dengan sejumlah patogen kolera baru. Beberapa hari kemudian, Pasteur mengamati bahwa ayam yang diberi patogen 'tidak berguna' tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi.
Bakteri yang dilemahkan di laboratorium lalu disuntikkan ke ayam sehat membantu sistem kekebalan pada ayam mengenali bakteri saat terjadi infeksi tanpa membuatnya terkena penyakit.
Meski teknik melemahkan mikroorganisme penyebab penyakit untuk membentuk kekebalan sudah cukup terkenal pada waktu itu, tetapi Pasteur merupakan yang pertama melakukan prosesnya. Hingga kemudian, metode ini pun diikuti oleh para ahli virus di seluruh dunia.
Setelah berhasil dengan temuannya, pada tahun 1882, Louis Pasteur beralih pada permasalahan penyakit rabies dengan penelitian tentang vaksin rabies.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Vaksin, Sudah Ada Sejak 1.000 Tahun Lalu
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.