Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 10 Vaksin Covid-19 di Indonesia, dari Sinovac hingga Zifivax

Kompas.com - 08/10/2021, 07:11 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Vaksin Sinopharm memiliki platform jenis vaksin inactivated virus atau virus yang atau dimatikan. Di Indonesia didaftarkan dan didistribusikan oleh PT. Kimia Farma Tbk dengan nama SARS-COV-2 VACCINE (VERO CELL), INACTIVATED.

Vaksin Sinopharm diberikan dalam 2 dosis dengan selang pemberian 21-28 hari dan diperuntukkan bagi orang dewasa di atas usia 18 tahun.

Efikasi Vaksin Covid-19 Produksi Sinopharm adalah sebesar 78,02 persen.

Pengukuran Imunogenisitas penggunaan vaksin ini setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua, menunjukkan bahwa persentase subjek yang mengalami pembentukan anti bodi (seropositive rate antibodi IgG) sebesar 98,09 persen pada orang dewasa dan 97,62 persen pada lansia.

Persentase subjek yang menunjukkan antibodi yang dapat menetralisasi virus SARS-CoV2 (seropositive rate antibodi netralisasi) sebesar 99,52 persen pada orang dewasa dan 100 persen pada lansia.

5. Vaksin Moderna, 2 Juli 2021

BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin Moderna pada Kamis, 1 Juli 2021. Vaksin moderna merupakan vaksin pertama dari pengembangan berbasis mRNA yang memperoleh EUA dari Badan POM.

Vaksin moderna digunakan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,5 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 1 (satu) bulan.

Secara umum keamanan vaksin ini dapat ditoleransi, baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.

Kejadian reaksi yang paling sering timbul adalah nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan menggigil.

Efikasi vaksin Moderna untuk mencegah Covid-19 yang parah adalah sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4 persen pada kelompok usia 65 tahun ke atas.

Hasil ini diperoleh melalui pengamatan mulai hari ke-14 setelah penyuntikan kedua.

6. Vaksin Comirnaty (Vaksin COVID-19 Pfizer), 15 Juli 2021

BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin Comirnaty dari Pfizer pada Kamis, 15 Juli 2021.

“Menambah dari jenis vaksin COVID-19 yang ada saat ini, Badan POM pada hari Rabu, 14 Juli 2021, telah menerbitkan EUA untuk satu jenis vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan platform mRNA, yaitu Vaksin Comirnaty yang diproduksi oleh Pfizer and BioNTech,” ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito saat menggelar Konferensi Pers secara daring, Kamis (15/7/2021).

“Vaksin ini digunakan untuk indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 12 tahun ke atas. Diberikan secara injeksi intramuscular, dosis 0,3 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu,” lanjut Kepala Badan POM.

Hasil kajian secara umum menunjukkan bahwa vaksin ini dapat ditoleransi dengan baik pada semua kelompok usia. Dari data uji klinik fase 3, efikasi vaksin Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukan keberhasilan sebanyak 95,5% dan pada remaja usia 12-15 tahun sebesar 100%. Data imunogenisitas juga menunjukkan pemberian 2 dosis vaksin Comirnaty dalam selang 3 minggu menghasilkan respons imun yang baik. Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

Poin kritikal dari Vaksin COVID-19 Pfizer sebagai vaksin yang dikembangkan dari platform mRNA adalah pada proses distribusinya. Vaksin ini memerlukan sarana penyimpanan dengan ultra low temperature pada suhu -900 sampai -600 Celcius. Untuk itu, pengawalan khusus perlu dilakukan di sepanjang rantai distribusinya. “PT. Pfizer sebagai produsen telah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sampai ke tempat pelaksanaan vaksinasi di Indonesia,” terang Kepala Badan POM terkait hal ini.

Baca juga: Dua Dosis Vaksin Moderna Efektif Beri Perlindungan terhadap Varian Delta

7. Vaksin Sputnik-V Rusia, 25 Agustus 2021

BPOM memberi EUA pada vaksin Sputnik-V pada 25 Agustus 2021. Vaksin yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S) dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia.

Vaksin Sputnik-V diberikan untuk orang berusia 18 tahun ke atas secara injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 (dua) kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.

Vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu -20 derajat Celsius hingga 2 derajat Celsius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com