Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebabkan Batuk dan Sesak Napas, Begini Covid-19 Merusak Paru-paru

Kompas.com - 23/06/2021, 17:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Seperti yang telah kita ketahui, Covid-19 adalah penyakit pernapasan, yang secara khusus akan mencapai saluran pernapasan, termasuk paru-paru.

Sebab itu, Covid-19 dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan, dari ringan hingga kritis. Orang dewasa yang lebih tua dan orang yang memiliki kondisi kesehatan lain seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes berisiko memiliki gejala yang lebih serius.

Virus corona dan Paru-paru

SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, adalah bagian dari keluarga coronavirus atau virus corona.

Ketika virus corona masuk ke dalam tubuh, virus itu akan bersentuhan dengan selaput lendir yang melapisi hidung, mulut, dan mata.

Baca juga: Meski Jarang Terjadi, Sindrom Peradangan Bisa Menyerang Orang Dewasa Pasca Covid-19

Virus corona kemudian memasuki sel yang sehat dan menggunakan sel untuk membuat bagian virus baru. Inilah yang membuat virus berkembang biak, lalu virus baru menginfeksi sel-sel di dekatnya.

Bayangkan saluran pernapasan sebagai pohon terbalik. Batangnya adalah trakea, atau batang tenggorokan. Ini terbagi menjadi cabang yang lebih kecil di paru-paru Anda.

Di ujung setiap cabang terdapat kantung udara kecil yang disebut alveolus. Di sinilah oksigen masuk ke dalam darah dan karbon dioksida keluar.

Virus corona baru dapat menginfeksi bagian atas atau bagian bawah saluran pernapasan. Lalu berjalan di saluran pernapasan. Sehingga, lapisan yang ada di saluran pernapasan bisa teriritasi dan meradang. Dalam beberapa kasus, infeksi dapat mencapai sampai ke alveoli.

Para ilmuwan meyakini, efek Covid-19 pada tubuh Anda mirip dengan dua penyakit coronavirus lainnya, sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).

Covid-19 Gejala Ringan dan Sedang

Saat infeksi menyebar ke saluran pernapasa, sistem kekebalan tubuh akan melawan. Paru-paru dan saluran pernapasan membengkak dan meradang. Ini bisa dimulai di satu bagian paru-paru dan menyebar luas.

Sekitar 80% orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala ringan hingga sedang. Pada pasien gejala ringan hingga sedang, mungkin mengalami batuk kering dan sakit tenggorokan. Selain itu, beberapa orang menderita pneumonia, infeksi paru-paru di mana alveoli meradang.

Dokter dapat melihat tanda-tanda peradangan pernapasan pada rontgen dada atau CT scan. Pada CT dada, mereka mungkin melihat penampakan paru-paru seperti berkabut.

Baca juga: Curiga Terpapar Virus Corona, Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Tes Covid-19?

Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19SHUTTERSTOCK/FunKey Factory Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19

Covid-19 Gejala Parah

Sekitar 14% kasus Covid-19 bergejala parah, dengan infeksi yang mempengaruhi kedua paru-paru. Saat pembengkakan semakin parah, paru-paru akan terisi dengan cairan dan kotoran.

Selain itu, orang dengan gejala parah juga menderita pneumonia yang lebih serius. Kantung udara terisi dengan lendir, cairan, dan sel-sel lain yang mencoba melawan infeksi.

Hal ini dapat membuat tubuh lebih sulit untuk mengambil oksigen. Bahkan, kemungkinan mengalami kesulitan bernapas atau merasa sesak napas, atau cenderung bernapas lebih cepat.

Jika dokter melakukan CT scan dada, bintik-bintik buram di paru-paru akan terlihat seperti mulai terhubung satu sama lain.

Baca juga: Studi Baru: Pernah Terinfeksi Covid-19 Sekalipun Bergejala Ringan, Berisiko Kehilangan Jaringan Otak

Covid-19 Kritis

Pada orang yang terinfeksi Covid-19 dengan kondisi kritis - sekitar 5% dari total kasus - infeksi yang terjadi dapat merusak dinding dan lapisan kantung udara di paru-paru.

Saat tubuh mencoba melawannya, paru-paru menjadi lebih meradang dan terisi cairan. Ini dapat mempersulit pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Selain itu ada kemungkinan menderita pneumonia berat atau sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Dalam kasus yang paling kritis, paru-paru membutuhkan bantuan dari mesin yang disebut ventilator untuk melakukan tugasnya.

Ada bukti bahwa 20-30% pasien yang sakit kritis dapat mengalami pembekuan darah di paru-paru, jantung, otak, dan kaki, yang mana beberapa di antaranya mengancam jiwa.

Beberapa orang bahkan membutuhkan transplantasi paru-paru, karena kerusakan jaringan parah akibat Covid-19.

Komplikasi Covid-19

Butuh waktu untuk merasa lebih baik setelah menderita pneumonia. Pasien Covid-19 bisa jadi merasa lebih lelah dari biasanya untuk sementara waktu, termasuk tidak dapat berolahraga seperti dulu.

Beberapa orang mengalami batuk bahkan setelah mereka pulih dari Covid-19. Yang lain memiliki jaringan parut di paru-paru mereka. Para dokter masih mempelajari apakah efek ini permanen atau mungkin sembuh dari waktu ke waktu.

Baca juga: Latihan Pernapasan Ini Bisa Kembalikan Fungsi Paru Pasca Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com