Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kasus Sempat Turun, Mengapa Tsunami Covid-19 Bisa Terjadi di India?

Kompas.com - 26/04/2021, 17:45 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber Aljazeera

Terkait krisis oksigen di Negara tersebut, pengadilan tertinggi Delhi mengambil langkah yang tidak biasa dengan secara terbuka mengkritik pemerintah pusat.

Pengadilan mendengarkan petisi yang diajukan oleh Max Hospitals untuk meminta bantuan segera, untuk mengatasi kekurangan oksigen yang dihadapinya di enam rumah sakit di ibu kota.

“Kehidupan manusia sepertinya tidak begitu penting bagi Negara. Kami terkejut dan kecewa karena pemerintah tampaknya tidak memperhatikan kebutuhan oksigen medis yang sangat mendesak,” kata pihak Max Hospitals.

"Kami mengarahkan pusat untuk menyediakan jalur yang aman, sehingga persediaan semacam itu tidak terhalang untuk alasan apa pun. Ini akan jadi neraka (jika oksigen tidak disediakan)," katanya.

Baca juga: Picu Lonjakan Kasus India, Varian Mutasi Ganda Ada di 10 Negara Lain

Hingga kini masih belum sepenuhnya jelas, mengapa tsunami Covid-19 bisa terjadi di India, tetapi kemungkinan besar karena acara-acara kampanye yang diselenggarakan menjelang pemilihan.

Presiden Modi sendiri juga melakukan kampanye untuk memenangkan pemilihan di Kerala, Tamil Nadu, dan Puducherry pada 30 Maret saat peningkatan kasus dimulai.

Ditambah lagi dengan adanya perkumpulan massa dan ritual keagamaan selama festival keagamaan, serta pembukaan kembali ruang publik dan pelonggaran lockdown yang mulai dilakukan pada Desember 2020.

Munculnya varian baru virus corona

Selain itu, ada juga banyak kekhawatiran tentang munculnya varian baru virus corona di India.

Diperkirakan strain dominan di negara itu sekarang adalah varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, dan yang telah terbukti hingga 60 persen lebih dapat ditularkan di antara manusia.

Pada tanggal 25 Maret, diumumkan lebih lanjut bahwa varian mutasi ganda baru telah terdeteksi di India, yang sekarang dikenal sebagai varian India. Perkembangan inilah yang membuat negara-negara lain ketakutan.

Pihak berwenang India menganggap varian baru ini belum menjadi jenis virus corona yang dominan di negara tersebut, tetapi kemungkinan akan berkontribusi pada peningkatan jumlah.

Pengurutan genom dari varian baru telah menunjukkan, bahwa ada dua mutasi penting:

1. Mutasi E484Q

Mutasi ini mirip dengan mutasi E484K yang diidentifikasi pada varian Brasil dan Afrika Selatan, yang juga telah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir. Kekhawatirannya adalah mutasi ini dapat mengubah bagian protein spike virus corona.

Protein spike membentuk bagian dari lapisan luar virus corona dan yang digunakan virus untuk melakukan kontak dengan sel manusia.

Setelah kontak terjadi, virus corona kemudian menggunakan protein spike untuk mengikat ke sel manusia, memasukkannya, dan menginfeksinya.

Respons imun yang dirangsang oleh vaksin menciptakan antibodi yang secara spesifik menargetkan lonjakan protein virus.

Oleh karena itu, kekhawatirannya adalah jika mutasi mengubah bentuk protein spike secara signifikan, maka antibodi mungkin tidak dapat mengenali dan menetralkan virus secara efektif, bahkan pada mereka yang telah divaksinasi.

Para ilmuwan hingga saat ini masih memeriksa apakah kasus yang sama juga mungkin terjadi pada mutasi E484Q.

Baca juga: Mutasi Ganda, Bisakah Vaksin Melawan Varian Covid-19 yang Lebih Ganas Ini?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com