Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Kolaps, Apa Saja Kendala yang Dihadapi Rumah Sakit Swasta?

Kompas.com - 11/02/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Pasien Covid-19 terus bertambah dan membuat rumah sakit, baik swasta maupun pemerintah, terancam kolaps.

Sekjen Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), drg. Iing Ichsan Hanafi mengatakan liburan panjang Natal dan Tahun Baru lalu, menyebabkan lonjakan pasien yang memenuhi sejumlah rumah sakit.

"Kurang lebih di minggu kedua bulan Januari, lonjakan pasien-pasien yang membutuhkan perawatan isolasi atau ICU di rumah sakit, cukup meningkat," hal itu disampaikan drg Iing dalam acara virtual series Katadata bertajuk Rumah Sakit Terancam Kolaps, Lalu Bagaimana?, Kamis (11/2/2021).

Drg Iing mengatakan indikator penuhnya rumah sakit dengan pasien Covid-19 yakni tampak pada antrean yang cukup banyak di sejumlah Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik dan ICU Penuh, Apa Dampaknya Bagi Rumah Sakit?

 

Tingginya angka keterisian rumah sakit, kata drg Iing, akhirnya membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan agar rumah sakit dapat meningkatkan kapasitas tempat tidur menjadi 40 persen, baik isolasi maupun tempat tidur ICU.

"Tidak hanya rumah sakit swasta tetapi juga pemerintah. Hanya saja dengan penambahan tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid ini membutuhkan banyak hal," ungkap drg Iing.

Lebih lanjut drg Iing menjelaskan bahwa untuk menambah kapasitas tempat tidur, setiap rumah sakit membutuhkan ruangan, pengaturan zonasi, dan yang terpentin sumber daya manusia yakni tenaga medis yang khusus.

Oleh sebab itu, upaya penambahan kapasitas tempat tidur dibutuhkan waktu yang tidak cepat.

Akan tetapi, drg Iing mengatakan bahwa sudah ada komitmen dari rumah sakit swasta untuk memenuhi penambahan kapasitas tersebut, sehingga angka bed occupation rate (BOR) dapat teratasi.

Baca juga: Rumah Sakit Penuh, Libur Panjang Picu Peningkatan Pasien Covid-19

Sejumlah tenaga kesehatan berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat mengumumkan per Selasa (26/1) pukul 15.55 WIB, terdapat penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 13.094 orang sehingga total telah mencapai 1.012.350 kasus di Indonesia.  ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Sejumlah tenaga kesehatan berjalan menuju ruang perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pusat mengumumkan per Selasa (26/1) pukul 15.55 WIB, terdapat penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 13.094 orang sehingga total telah mencapai 1.012.350 kasus di Indonesia. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

Kendati demikian, drg Iing menegaskan bahwa pelayanan rumah sakit di tengah pandemi virus corona ini tidak hanya melayani dan merawat pasien Covid-19.

"Tetapi juga pasien dengan penyakit lainnya. Artinya, rumah sakit juga harus membagi zonasinya. Menambah tempat tidur, harus menentukan juga zonasi, alur dari IGD ke rawat inap hingga pasien pulang. Harus terpisah agar masyarakat umum juga merasa aman saat harus berobat ke rumah sakit," jelas drg Iing.

Kemampuan tiap rumah sakit berbeda

Jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai lebih dari 2.900 rumah sakit, 700 lebih di antaranya adalah rumah sakit rujukan Covid-19.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Diprediksi Tinggi, Ini Strategi Hadapi Rumah Sakit Penuh

 

Namun, drg Iing mengungkapkan bahwa tidak semua rumah sakit memiliki kemampuan yang sama untuk menambah kapasitas tempat tidur bagi pasien khusus Covid-19.

Pasalnya, setiap rumah sakit memiliki struktur dan zonasi ruangan yang berbeda-beda. Membutuhkan waktu untuk mengubah tempat tidur biasa menjadi tempat tidur khusus isolasi.

"Paling sulit adalah menambah alat kesehatan, seperti ventilator, atau SDM serta perawatnya dan paling penting juga sirkulasi udara di ruangan itu," jelas drg Iing.

Baca juga: Rumah Sakit Covid-19 di Jakarta Hampir Penuh, Ini 3 Strategi dari Ahli

Ilustrasi rumah sakit (SHUTTERSTOCK).SHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit (SHUTTERSTOCK).

Kendati demikian, sudah ada upaya penambahan kapasitas yang dilakukan sejumlah rumah sakit untuk memenuhi kebijakan pemerintah.

 

Meskipun jumlah kapasitas yang ditambah hanya mampu memenuhi 30-35 persen saja.

Drg Iing mengungkapkan dari 130 rumah sakit swasta di Jakarta, hampir 60 rumah sakit di antaranya merawat pasien Covid-19.

Bahkan, pada Januari lalu, BOR di rumah sakit di Jakarta tersebut mencapai angka hunian hingga 85 persen.

"Akan tetapi, kemarin sudah mulai berkurang. (BOR) ICU menjadi 70 persen dan isolasi menjadi 60 persen. Ini mungkin dampak dari penambahan tempat tidur," paparnya.

Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Penangkal Virus untuk Kurangi Infeksi di Rumah Sakit

 

Lebih lanjut drg Iing mengatakan untuk menghadapi tingginya kebutuhan tempat tidur, pemerintah melalui Dirjen Pelayanan Medis Kementerian Kesehatan telah memberikan kesempatan pada seluruh rumah sakit, baik swasta maupun pemerintah yang mampu melayani pasien Covid-19, maka dipersilahkan.

Adapun standar atau kriteria rumah sakit yang dapat menjadi rujukan pasien Covid-19, setidaknya memiliki fasilitas isolasi, dokter paru, dokter penyakit dalam dan dokter anastesi, serta tenaga medis yang cukup.

"Karena dokter-dokter ini yang akan merawat pasien, itu yang penting. Selain itu, fasilitas alkes (alat kesehatan rumah sakit) juga harus memenuhi standar," imbuh drg Iing.

Baca juga: ICU Jakarta Menipis, Ahli Ingatkan Rumah Sakit di Indonesia Perlu Waspada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com