Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hackathon Diluncurkan di Indonesia, Kesempatan Berinovasi Energi Terbarukan

Kompas.com - 27/09/2020, 11:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 atau setara dengan 834 juta ton.

Sektor emisi sendiri dinyatakan telah menyumbang sekitar 50 persen atau 314 juta ton, salah satu upaya penurunanya dilakukan melalui pemanfaatan energi terbarukan.

Direktur Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Dr Ir Hariyanto MT menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan anak-anak muda kreatif dan inovatif untuk mengembangkan model bisnis energi terbarukan yang dapat diimplementasikan di tanah air.

Baca juga: Tipu Muslihat Emisi Gas Rumah Kaca di Balik Langit Bersih Saat Corona

"Investasi energi terbarukan harus ditingkatkan secara masif guna mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca tersebut," kata Hariyanto dalam konferensi pers Hackathon oleh New Energy Nexus Indonesia, Kamis (24/9/2020).

Selaras dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang kebijakan Energi Nasional, New Energy Nexus Indonesia (Re)energize Indonesia akhirnya meluncurkan hackathon pertama di Indonesia dengan tema energi pintar dan terbarukan.

Untuk diketahui, hackathon adalah pekan retas yang merupakan sebuah acara kolaborasi pengembangan proyek perangkat lunak.

Direktur Program New Energy Nexus Indonesia, Diryanto Imam menyampaikan bahwa progam Hackathon (Re)energize Indonesia ini dirancang khusus untuk mengidentifikasi inovasi-inovasi energi pintar dan terbarukan demi membantu Indonesia beradaptasi dengan masa depan.

Tidak hanya itu, New Energy Nexus Indonesia juga mendukung realisasi kontribusi energi terbarukan yang direncanakan pemerintah sebesar 23 persen pada tahun 2025 mendatang.

"Kami memastikan program dan inisiatif dari New Energy Nexus Indonesia juga searah dengan komitmen pemerintah Indonesia, untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 pada 2025 melalui penciptaan dan pengembangan start up energi terbarukan," ujar Diyanto.

Hariyanto juga berharap, para pemuda bisa ikut berperan meningkatkan kepedulian dan pengetahuan melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di masa mendatang.

"Target bahwa pemerintah harus menurunkan emisi, bisa menjadi kesempatan, bagi hackathon untuk menjadi langkah rekomendasi terkait model bisnis EBTKE yang lahir dari pemuda Indonesia, start up, maupun pengusaha. Mereka juga bisa mulai melibatkan diri untuk menguraikan solusi EBTKE," ucap Hariyanto.

Baca juga: PLTU Baru Makin Tingkatkan Potensi Emisi Gas Rumah Kaca, Kok Bisa?

Berangkat dari hal tersebut, program Hakathon (Re)energize Indonesia membuat ajang perlombaan untuk mencari maupun menggali ide dan inovasi, yang berkaitan dengan energi baru dan terbarukan dari anak-anak muda Indonesia.

Menyambut harapan Hariyanto, Diyanto berkata, ia dan timnya memiliki visi untuk mendorong terbentuknya perekonomian berbasis energi bersih dan terbarukan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat.

"Visi ini kami upayakan bisa terwujud melalui misi, berupa dukungan kepada wirausaha dan start up untuk berinovasi dan melahirkan ide teknologi dalam memanfaatkan EBT untuk kesejahteraan Indonesia," jelas Diyanto.

Perlombaan Hackathon (Re)energize Indonesia ini dibuka sejak 24 September - 10 Oktober 2020, dan terbuka untuk masyarakat umum.

Baca juga: 5 Hal Sederhana untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Salah satu persyaratannya adalah pendaftar harus mengajukan proposal yang mendemonstrasikan solusi, inovasi, atau ide yang dapat memecahkan permasalahan secara relevan pada salah satu wilayah tantangan yang ada, yaitu kesehatan masyarakat dan sanitasi, serta produktivitas.

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Dr Ir Surya Darma MBA mengatakan, Indonesia memiliki enam klaster energi terbarukan yang sangat komplit, mulai dari biomassa, air, matahari, angin, panas bumi dan gelombang laut.

"Kami sangat mendukung berbagai pihak untuk berada di sisi yang sama untuk mendukung energi terbarukan. Mudah-mudahan dengan adanya perlombaan dari program Hackathoon (Re)energize Indonesia ini bisa mendukung berbagai kebijakan yang sedang dibuat pemerintah," kata dia.

Kebijakan pemerintah yang berkaitan dalam hal ini adalah Perpres dan RUU Energi Baru Terbarukan, yang nantinya akan menjadi payung hukum dan penggerak pengembangan energi terbarukan.

"Kebijakan selalu dipicu oleh lingkungan, siapa tahu lomba ini bisa menjadi pemicu mekanisme kebijakan ke depan," ujar Sudirman Said selaku Sekretaris Jenderal dari Palang Merah Indonesia, sebagai salah satu penilai dalam perlombaan tersebut.

"Selamat berlomba selamat berkompetisi, terus berjuang untuk clean energy for clean country. Kalau energi kita bersih, negara kita akan bersih," lanjutnya menyemangati.

Sebagai informasi, sebelumnya New Energy Nexus juga pernah mengadakan hackathon di berbagai belahan dunia, salah satunya di Korea Selatan dengan tajuk LGChem.

Baca juga: Pemanasan Global, Emisi Gas Rumah Kaca Masih Tinggi di Atmosfer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com