Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Masa Pandemi Covid-19 Penting Jaga Kebersihan Rongga Mulut, Kenapa?

Kompas.com - 09/07/2020, 12:48 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Ternyata mencuci tangan, menggunakan masker hingga menjaga jarak sosial saja tidak cukup untuk melindungi diri di masa pandemi Covid-19 saat ini.

SATGAS Covid-19 PB PDGI, Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS,Sp.PM, PhD mengatakan selama pandemi ini, penting juga selalu menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC telah merekomendasikan bahwa penularan Covid-19 terjadi melalui droplet dan aerosol.

"Diketahui salah satu tempat yang dilewati droplet dan aerosol ini (sumbernya) ada di sekitar nasopharynx dan oropharynx, alias mulut," kata Prof Rahmi.

Baca juga: Povidone-Iodine Bunuh SARS-CoV-2, Bagaimana Mekanismenya Cegah Covid-19?

Prof Rahmi memapaparkannya dalam acara Virtual Media Briefing, Update Terkini Studi In Vitro BETADINE® (PVP-I) dalam Melawan Virus SARS CoV-2 dan Rekomendasi Ahli terkait Perlindungan Tambahan untuk Meminimalisir Potensi Infeksi Silang selama Pandemi Covid-19, Rabu (8/7/2020).

"Higiene diri dan higiene saluran napas sangat penting dijaga, ini terkait resevoir berada di dalam mulut dan hidung," kata Prof Rahmi.

Lebih lanjut dia menjelaskan di dalam mulut terdapat air liur atau saliva yang mengandung konsentrasi tinggi virus Covid-19 hingga 1,2 miliar copy per milimeternya.

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)

Baca juga: Benarkah Kebersihan Mulut Berhubungan dengan Kesehatan Jantung?

Sehingga, penularan penyakit ini dapat terjadi pada saat orang membuka mulut dan ada tiga hal yang akan dikeluarkan, yakni splatter (percikan), droplet dan aerosol, yang masing-masing dibedakan dari ukurannya.

"Baik itu splatter, droplet maupun aerosol, yang paling jauh dikeluarkan bisa mencapai 6 meter, yakni pada saat seseorang bersin. Kalau batuk mungkin lebih pendek (jangkauannya)," jelas Prof Rahmi.

Ketiganya, kata Prof Rahmi dapat bersifat airbone saat dikeluarkan seseorang yang mungkin terinfeksi virus corona, dan dapat bertahan di udara sampai 3 jam.

Oleh sebab itu, di bidang kedokteran gigi, risiko penularannya akan jauh lebih tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com