Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herd Immunity Lawan Covid-19, Kajian Ilmiah Ragukan Keberhasilannya

Kompas.com - 09/07/2020, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Seiring dengan upaya penyebaran Covid-19, herd immunity kerap disebut sebagai alternatif melawan penyakit yang disebabkan virus corona jenis SARS-CoV-2.

Dalam pemberitaan Kompas.com Sains sebelumnya, dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Dr Panji Hadisoemarto, MPH, menyebutkan bahwa herd immunity adalah konsep kekebalan terhadap penyakit yang dipakai untuk level populasi.

"Jadi bukan seseorang (individual saja) punya kekebalan, tapi sekelompok orang punya kekebalan (terhadap kuman jahat tertentu)," kata Panji kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

Setelah herd immunity digaungkan, sejumlah pakar mencoba mencari tahu apakah benar alternatif ini efektif melawan Covid-19. Salah satunya oleh peneliti di Spanyol.

Hasil penelitian dari ilmuwan di Spanyol meragukan kelayakan herd immunity sebagai cara untuk mengatasi pandemi corona.

Baca juga: Virus Corona Menyebar di Udara, Partikel Aerosol Covid-19 seperti Asap Rokok

Dalam laporan yang terbit di jurnal medis The Lancet, ahli meriset lebih dari 60.000 orang di Spanyol.

Mereka memperkirakan, hanya sekitar 5 persen dari populasi tersebut yang mengembangkan antibodi.

Herd immunity dicapai ketika cukup banyak orang menjadi kebal terhadap virus untuk menghentikan penyebarannya.

Herd immunity dapat terwujud apabila ada 70-90 persen populasi yang kebal dari virus untuk melindungi mereka yang tidak terinfeksi.

Dilansir BBC News, Rabu (8/7/2020), prevalensi antibodi Covid-19 di bawah 3 persen di wilayah pesisir. Namun, di Spanyol penyebaran Covid-19 lebih luas.

"Meski dampak Covid-19 di Spanyol tinggi, perkiraan prevalensi sangat rendah dan jelas tidak cukup untuk memberikan herd immunity," kata penulis dalam laporan itu.

"Ini tidak bisa dicapai tanpa menerima imbal baliknya, yaitu kematian dalam jumlah besar pada populasi yang rentan dan kewalahannya sistem kesehatan," imbuh penulis.

"Dalam situasi ini, kebijakan menjaga jarak (social distancing) serta upaya untuk menemukan dan mengisolasi kasus baru dari orang-orang yang berkontak dengan mereka wajib dilakukan. Ini demi pengendalian epidemi pada masa mendatang."

Ilustrasi herd immunityShutterstock Ilustrasi herd immunity

Studi ini dianggap sebagai penelitian terbesar soal herd immunity virus corona di Eropa.

Ada pula penelitian serupa di China dan AS.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com