Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Menyebar di Udara, Partikel Aerosol Covid-19 seperti Asap Rokok

Kompas.com - 08/07/2020, 16:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN


KOMPAS.com - Ratusan ilmuwan dari berbagai negara menemukan bukti virus corona menyebar di udara dan mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merevisi rekomendasinya.

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (6/7/2020) sebelumnya, WHO telah sejak lama beranggapan bahwa virus SARS-CoV-2, hanya menyebar lewat droplet atau percikan pernapasan yang keluar saat seseorang batuk atau bersin.

Namun, bukti adanya partikel virus yang lebih kecil yang ada di udara dapat menginfeksi manusia telah diungkapkan para ilmuwan dalam surat terbukanya kepada WHO.

Sebanyak 239 ilmuwan yang menulis surat terbuka kepada WHO, CDC Amerika Serikat dan lembaga kesehatan lainnya, mendesak perubahan pada panduan publik tentang penyebaran virus SARS-CoV-2.

Baca juga: WHO Akui Adanya Bukti Penyebaran Virus Corona Covid-19 Lewat Udara

Sebelumnya, pedoman WHO yang fokus pada beberapa protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, menjaga jarak sosial (physical distancing) dan tindakan pencegahan terhadap droplet dengan penggunaan masker.

Surat terbuka dari para ilmuwan dunia kepada WHO telah diterbitkan pada Senin lalu di jurnal Clinical Infectious Diseases.

Ilustrasi bahaya asap rokok.SHUTTERSTOCK Ilustrasi bahaya asap rokok.

Aerosol berperilaku seperti asap rokok

Para ilmuwan mengatakan lembaga-lembaga kesehatan dianggap masih abai pada tetesen kecil virus yang menyembur dari mulut kita, menjadi aerosol dan melayang di udara, yang kemungkinan menjadi cara penularan Covid-19.

"Mereka tidak ingin berbicara tentang penularan melalui udara, karena itu akan membuat orang takut," kata Donald Milton, profesor keseharan lingkungan di University of Maryland seperti diwartakan CNN, Rabu (8/7/2020).

Baca juga: Virus Corona: Ilmuwan Ingatkan Lagi, Jangan Keluar Rumah Tanpa Penutup Wajah

Sebuah studi yang dipublikasikan pertengahan Maret lalu menemukan virus corona baru dapat bertahan dalam tetesan pernapasan mikroskopis berdiameter sekitar 2,5 mikron, bahkan lebih kecil dan bisa bertahan hingga 3 jam.

Sementara itu, peneliti Harvard, Allen dan Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech menerbitkan makalah yang mengungkap peran partikel udara yang lebih kecil dalam penyebaran virus corona penyebab Covid-19.

Mereka mengatakan tidak mungkin bagi seseorang untuk melepaskan tetesan besar (> 5 mikron) tanpa melepaskan yang lebih kecil.

Marr menemukan virus flu bisa melayang di udara dalam tetesan mikroskopis selama satu jam atau lebih, untuk menjelaskannya dia menggunakan rokok untuk menunjukkan bagaimana virus menyebar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com