KOMPAS.com - Pejabat WHO belum lama ini mengatakan bahwa pasien Covid-19 yang tanpa gejala atau asimtomatik sangat jarang menularkan virus corona SARS-CoV-2 ke orang lain.
Hal ini membuat banyak kalangan bingung. Pasalnya, para pakar dan banyak bukti studi ilmiah mengatakan bahwa orang tanpa gejala (OTG) corona sangat mungkin menularkan virus ke orang lain dan hal ini menjadi ancaman dalam penyebaran Covid-19.
Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular AS pun mengatakan bahwa paparan virus corona yang tanpa gejala dialami oleh 25-45 persen kasus.
"Bukti menunjukkan bahwa 25 hingga 45 persen orang yang terinfeksi corona kemungkinan tidak memiliki gejala," kata Fauci kepada ABC News, pekan lalu (9/6/2020).
Baca juga: Studi Corona: OTG Masih Jadi Ancaman Penyebaran Covid-19, Kok Bisa?
Fauci pun mengatakan, hasil riset epidemiologi menunjukkan bahwa OTG corona dapat menularkan virus ke orang lain kendati mereka tidak memiliki gejala.
Selain itu, hasil analisis terbaru yang dilakukan Scripps Research terkait data publik infeksi tanpa gejala atau asimtomatik juga menunjukkan hal serupa.
Peneliti mengungkap bahwa OTG memainkan peran penting dalam penyebaran awal virus corona SARS-CoV-2 yang bertanggung jawab atas penyakit Covid-19.
Hasil analisis menunjukkan, presentase OTG mencapai 45 persen dari seluruh kasus Covid-19.
Temuan yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine ini menggarisbawahi pentingnya pengujian ekstensif dan kontak tracing demi mengurangi penyebaran.
"Penyebaran virus secara 'diam-diam' ini membuat semuanya menjadi lebih sulit untuk dikendalikan," papar Eric Topol, pendiri dan direktur Scripps Research, seperti dikutip dari Science Daily, Senin (15/6/2020).
Pada Selasa (9/6/2020) pekan lalu, pejabat tinggi WHO memberikan klarifikasi terkait hal ini dalam sebuah konfernsi pers.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk pandemi Covid-19 mengatakan, para ilmuwan belum mengetahui seberapa sering OTG menularkan virus ke orang lain.
"Mayoritas penularan yang kita ketahui adalah orang yang memiliki gejala (Covid-19) menularkan virus ke orang lain melalui droplet infeksius," ujan Van Kerkhove, dilansir STAT News, (9/6/2020).
"Memang ada sebagian orang yang tidak mengembangkan gejala. Dan untuk benar-benar memahami seberapa berpengaruh OTG menularkan virus, kami belum memiliki jawaban untuk itu," ujarnya.
Keambiguan ini muncul tak lepas dari perbedaan istilah yang dipakai untuk merujuk pada pasien asimptomatik.